Parkir Liar Menjamur, Dishub Bangkalan Terkesan Tutup Mata

BANGKALAN, KANALINDONESIA.COM: Persoalan parkir di kota Bangkalan ibarat gunung es. Takkan pernah usai dan sulit diurai karena diduga didalamnya melibatkan oknum – oknum yang memiliki kepentingan. Tak salah bila Pj. Bupati Bangkalan Arie M. Edie merasa kesal ketika mendengar dan mendapat pengaduan terkait aksi para juru parkir (jukir) liar yang dinilai cukup meresahkan masyarakat.
Tidak hanya itu, Dinas Perhubungan (Dishub) Bangkalan yang selama ini dinilai melempem dan terkesan tutup mata juga sempat disentil Pj. Bupati Arief. Menurutnya, Dishub Bangkalan sebagai pihak yang bertanggung jawab atas keberadaan jukir liar ini harus menindak lanjuti keluhan masyarakat tersebut.
“Dishub Bangkalan harus turun kelapangan dan mengecek kebenaran aduan masyarakat terkait jukir liar itu, ” ucap Pj. Bupati Bangkalan, saat ditemui kemarin, Senin, 18 Nopember 2024 di pendopo agung Bangkalan.
Satu hal lagi yang membuat mengelus dada dan sering disampaikan oleh masyarakat adalah persoalan lama yang belum terpecahkan hingga sekarang, khususnya bagi pemilik kendaraan bermotor (sepeda motor). Mereka harus bayar retribusi parkir dua kali. Pertama bayar parkir berlangganan saat bayar pajak tahunan di Samsat Bangkalan. Kedua saat parkir di pinggir jalan harus bayar lagi, padahal tempat parkir tersebut masuk kawasan parkir berlangganan.
Lucunya, para jukir malah pura – pura tidak tahu lokasinya masuk kawasan parkir berlangganan dan tetap minta uang parkir. Sedangkan pemilik sepeda motor enggan berdebat dan dengan berat hati tetap membayar parkir.
“Sesuai peraturan, pemilik motor tidak boleh dikenakan retribusi parkir lagi selama berada di lokasi parkir berlangganan, ” terang Pj. Bupati Arief.
Satu hal lagi yang luput dari perhatian dan terkesan Dishub Bangkalan melakukan pembiaran. Adalah terkait pakaian kerja para jukir, tidak ada yang menggunakan seragam atau memang belum dapat jatah jukir.
Sehingga tidaklah mengherankan para jukir yang bertugas di sepanjang Jalan Ahmad Yani, Jalan Panglima Sudirman, Jalan KH. Kholil, Jalan Trunojoyo dan Majen Sungkono. Terlihat jukirnya ada yang hanya pakai baju kaos dan rompi jukirnya ditaruh, ada yang pakai celana pendek dan sandal jepit. Paling menggelikan ada jukir yang pakai baju kaos dan sarung agak melorot kebawah serta perut buncitnya dipamer – pamerin (kelihatan).
“Nanti saya minta Kepala Dishub Bangkalan menertibkan para jukir tersebut, “pungkas Pj. Bupati Arief sambil tersenyum kecil. (sumaryanto_kanalindonesia.com)