Ponorogo Penyangga Lumbung Padi Jawa Timur, Produktifitas di Atas Nasional

PONOROGO, KANALINDONESIA.COM: Dalam beberapa tahun terakhir Kabupaten Ponorogo berhasil menjadi penyangga lumbung padi di Jawa Timur.
Keberhasilan Kabupaten Ponorogo menjadi penyangga lumbung padi di Jatim, walau dengan luas lahan pertanian yang tidak seluas dibanding kabupaten lain ini dikarenakan sejumlah faktor pendukung.
Selain Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan melalui petugas-petugasnya di lapangan yang secara kontinyu memberikan penyuluhan kepada petani, juga karena program dari Bupati Sugiri dan Wakilnya Lisdyarita yang sangat berpihak kepada para petani.
Diantara program yang sangat signifikan dalam peningkatan hasil pertanian yaitu program sumur dalam dan program listrik masuk sawah. Dimana program tersebut telah meningkatkan hasil pertanian.
“Dengan telah dibangunya 191 sumur dalam yang tersebar di wilayah Kabupaten Ponorogo ini menjadikan para petani yang sebelumnya hanya bisa menanam padi sekali atau dua kali dalam setahun, sekarang bisa menanam padi hingga 3 sampai 4 kali dalam setahun,” ucap Tribudi Widodo, Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan dan Holtikultura, Dinas Pertanian , Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dispertahankan) Ponorogo.
Demikian juga dengan adanya program listrik masuk sawah yang bekerjasama dengan PLN, petani sekarang dipermudah untuk mendapatkan aliran listrik ke pompa pompa air yang ada di sawah milik mereka.
Hal ini mempermudah untuk mendapatkan air, karena sebelumnya harus menggunakan pompa air bertenaga disel dan sering kesulitan untuk mendapatkan bahan bakar solar.
Dengan adanya program listrik masuk sawah, petani bisa setiap saat dan dalam segala musim bisa mendapatkan air untuk mengairi sawahnya, sehingga mereka bisa menanam padi 3 sampai 4 kali dalam setahun.
Dari data yang ada di Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Ponorogo hasil pertanian padi rata-rata pada tahun 2020 sebesar 61,58 kwintal setiap 1 hektar lahan pertanian, pada tahun 2021 sebesar 61,68 kwintal, tahun 2022 sejumlah 62,10 kwintal dan pada tahun 2023 sejumlah 62,10 kwintal.
“Produktifitas hasil pertanian padi di Ponorogo diatas rata-rata nasional. Dimana rata-rata produktifitas padi nasional sebesar 53,98 kwintal per hektar,” tambah Tribudi.
Luas lahan pertanian yang ditanami padi seluas 34.801 hektar. Namun karena adanya program pertanian yang digelontorkan Bupati Sugiri Sancoko dan Wabup Lisdyarita, potensi tanam padi yang tadinya dalam setahunnya 1 kali atau 2 dua kali, sekarang bisa 3 sampai 4 kali tanam, sehingga lahan pertanian yang ditanami padi setara dengan 74 ribu hektar .
Selain itu, adanya inovasi penyemaian padi yang dilakukan para petani. Yaitu dengan membuat penyemaian padi tidak di lahan pertanian ini mempercepat masa panen. Bahkam inovasi penyemaian bibit padi ini sekarang banyak diadopsi kabupaten maupun kota lain.(Tim)