Air Mata Keharuan Iringi Perayaan Natal di Lapas Jombang, 7 Narapidana Dapat Kado Remisi Tahanan

JOMBANG, KANALINDONESIA.COM: Gemerisik dedaunan yang tertiup angin menambah kesyahduan, ketika langkah-langkah kecil keluarga warga binaan kaum minoritas mengarah ke Gereja Pniel di Lapas Kelas II B Jombang. Jawa Timur. Rabu (25/12/2024) siang ini menjadi momen yang tak terlupakan bagi 10 warga binaan Nasrani. Di tengah keterbatasan, kehangatan Natal terasa begitu nyata ternilaubmembawa tawa, haru, bahkan air mata bahagia.
Para warga binaan berkumpul di sudut gereja yang sederhana, memeluk erat dalam menyambut keluarganya. Sebagian tangis haru pecah. Bukan karena kesedihan, melainkan rasa syukur mendalam.
Seorang ibu-ibu di dalam tempat peribadatan ini tampak menggenggam tangan anaknya yang telah lama dirindukan, sementara seorang ayah menyeka air matanya, memeluk erat putranya yang menghambur ke pelukannya.
“Rasanya seperti mimpi,” ucap Hendra Prasetyo, salah satu warga binaan yang mendapatkan remisi Natal.
Dengan mata berkaca-kaca, pria yang sudah menjadi masa tahanan tiga tahun lebih ini bercerita tentang rasa syukur dan kebahagiaannya.
“Saya bersyukur bisa merayakan Natal bersama keluarga. Ini berkat Tuhan yang luar biasa. Harapan saya, semoga tahun depan saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik untuk keluarga dan anak-anak saya,” katanya sembari mengusap setetes air matanya.
Namun perlu diketahui jika Natal kali ini tak hanya membawa kehangatan keluarga, tetapi juga menjadi momen istimewa bagi 7 warga binaan yang menerima remisi. Kado Natal berupa pengurangan masa tahanan ini terasa begitu bermakna. Bagi mereka, remisi adalah secercah harapan untuk segera kembali ke pangkuan keluarga.
“Iya dapat kado natal berupa remisi tahanan tadi selama 1 bulan. Puji Tuhan dan saya berjanji akan terus berupaya untuk menjadi manusia baru dengan lebih baik kedepannya,” tandasnya.
Sementara itu Kepala Lapas Kelas II B Jombang, Muhammad Ulin Nuha, menyampaikan bahwa remisi diberikan kepada mereka terkhusus yang telah memenuhi syarat, termasuk sudah menjalani masa tahanan lebih 6 bulan dan berperilaku baik serta aktif dalam program pembinaan.
“Dua orang mendapat remisi 15 hari, dan lima lainnya 1 bulan. Selain itu, kami juga membuka layanan sambang khusus agar keluarga warga binaan bisa mengikuti ibadah Natal ini bersama,” jelasnya.
Namun, di balik kebahagiaan ini, pengamanan tetap menjadi prioritas. Ulin Nuha menegaskan pihaknya memperketat pengawasan, mengingat lapas yang kini dihuni oleh 790 warga binaan, jauh melampaui kapasitas seharusnya.
“Kami juga rutin melakukan penggeledahan untuk memastikan tidak ada potensi pelanggaran,” tambahnya.
Berdasarkan pantauan di lokasi, momen-momen sederhana seperti bercengkerama dengan keluarga di gereja sederhana Lapas Jombang ini menjadi kenangan yang tak ternilai. Dalam keheningan, doa-doa lirih dipanjatkan, menyatukan harapan untuk kehidupan yang lebih baik para warga binaan kedepan.
Bahkan Natal di Lapas Jombang ini bukan hanya soal perayaan, melainkan tentang kasih, pengampunan, dan harapan baru. Melainkan juga di balik jeruji, semangat untuk berubah dan melangkah ke arah yang lebih baik begitu terasa.
“Untuk mereka, Natal adalah awal lembaran baru yang penuh cahaya,” pungkasnya.(Faiz)