Kabupaten Pacitan akan Gelar Festival Pacitanian 2024, Sajikan Suara Merdu Gamelan Batu Hanya Ada di Goa Tabuhan

PACITAN, KANALINDONESIA.COM: Lantunan suara gamelan Gending Jawa terdengar merdu syahdu dari dalam wisata goa Tabuhan yang terletak Dusun Tabuhan, Desa Wareng, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan. Namun, kali ini suara bukan berasal dari gamelan yang terbuat dari besi Kuningan. Akan tetapi merdunya suara gamelan itu terdengar dari sebuah batu stalaktit dan stalakmit yang dipukul dengan mengunakan pemukul yang terbuat dari kayu.
Jajaran batu stalaktit dan Stalamit itu juga bervariasi ukuran dan menimbulkan suara musik tradisional khas Jawa seperti saron,kenong dan suara gong. Cara memainkannya pun cukup unik dan ini sudah menjadi tradisi dan ikon wisata goa Tabuhan yang berada Kabupaten Pacitan.
Maka untuk itu, Kabupaten Pacitan mengelar Event bertajuk ” Festival Pacitanian dan Gema Tabuhan ” yang digelar dalam Goa Tabuhan yang terkenal dengan keunikan akustik gamelan batu, pada Minggu 8/12/2024.
Dengan keunikan gamelan khas batu, maka munculah Ide kegiatan yang berawal pada tahun 2019 ketika Ignatia Nilu diajak oleh Ketua Dekranasda Pacitan, Efi Suraningsih untuk mengunjungi Goa Tabuhan.
Dari kunjungan tersebut, Ignatia terinspirasi oleh keindahan stalaktit dan stalakmit goa serta suara yang dihasilkan. “Kami menemukan nuansa irama musik dari batu yang ditabuh di goa tabuhan yang tidak dimiliki oleh goa lainnya,” ungkap Ignatia, pada Sabtu 7/12/2024.
Kegiatan ini membutuhkan waktu panjang, dan harus melibatkan berbagai penelitian serta pertimbangan, terutama terkait hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan di dalam goa selama event berlangsung, hal itu untuk menjaga kelestariannya. Goa Tabuhan sendiri memiliki sejarah heliosentrik, di mana pada tahun 1700-an dua arkeolog menemukan benda keras di dalam goa yang memiliki karakteristik suara perkusi unik. “Ini menjadi representasi kebudayaan di sini,” ujar Ignatia.
Menurut Feri Elwafa, salah satu pengisi acara, Festival Gema Tabuhan akan dimulai pukul 10.00 pagi hingga 17.00 sore. Ia berharap festival ini bisa terus diadakan setiap tahun. “Ini adalah pergerakan masyarakat untuk membaca dan menjaga kebudayaan. Pacitan memiliki cagar budaya yang luar biasa, dan ini adalah satu-satunya,” jelasnya
Setelah pertunjukan di dalam goa, acara akan dilanjutkan dengan pawai budaya di sekitar mulut goa, yang diakhiri dengan prosesi Pisowanan Tetabuhan. Prosesi ini menjadi simbol rasa syukur masyarakat kepada Sang Pencipta atas keunikan Goa Tabuhan. “Kami ingin menyampaikan bahwa di sini ada hal penting, bukan hanya untuk Pacitan tetapi juga untuk Indonesia,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Pacitan, Turmudzi, mengapresiasi terselenggaranya event tersebut. Menurutnya, nilai akustik luar biasa yang dimiliki Goa Tabuhan perlu disampaikan kepada khalayak luas agar destinasi wisata ini kembali ramai dikunjungi.
“Event ini tidak hanya menonjolkan kebudayaan lokal, tetapi juga potensi wisata yang unik. Kami mendukung penuh upaya seperti ini,” katanya.
Dengan dukungan masyarakat dan pemerintah, Gema Tabuhan diharapkan menjadi salah satu event unggulan yang mempromosikan Pacitan sebagai destinasi budaya dan wisata yang istimewa bagi Kabupaten Pacitan ( LC )