PT SJA Kembali Berulah, Tiga Desa di Gresik Tuntut Hilangkan Bau Busuk Yang Ditimbulkan

GRESIK,KANALINDONESIA.COM : Dampak pencemaran udara yang ditimbulkan PT Sais Jaya Abadi, Sumberame , Wringinanom, Gresik, membuat sejumlah warga di tiga desa geram, pada Rabu, (04/12/2024) warga dari tiga desa itu geruduk kantor Desa Sumberame, Kecamatan Wringinanom, Gresik Jawa Timur. Meminta kepada Kepala Desa Sumberame H. Sueb Wahyudi untuk menjembatani ke pihak perusahaan.
Mereka menduduki pendopo Balai Desa sejak pagi, paling banyak, di dominasi oleh warga Desa Sumberame, karena, mereka bersinggungan langsung dengan area pabrik, warga terdampak yang lain adalah Desa Sumberwaru dan Desa Wringinanom, warga dari dua desa tersebut di wakili oleh Kepala desa dan perangkat desanya masing-masing.
Merasa didesak oleh sejumlah warga, Kades Sumberame, H. Sueb Wahyudi memanggil perwakilan pihak perusahaan, yang diwakili oleh empat orang, Sonik staf perusahaan, Alfin pengurus IPAL dan dua kuasa hukumnya.
Didalam forum, warga mendesak agar PT SJA segera menghilangkan bau menyengat yang ditimbulkan, bahkan ada sejumlah warga yang menghendaki agar pabrik tepung tersebut di tutup.
“Sampai kapan kami dicekoki dengan bau basin (Jawa,red) ini, baunya sangat menyengat dan menggangu aktivitas,” Ujar Sanali (56) warga Sumberame.
Warga yang lain, Heri Purnomo juga mendesak agar produsen tepung Itu bertanggungjawab atas polusi udara yang ditimbulkan.
“Sebetulnya kan, masalah ini sudah lama, sejak bulan Maret 2024 yang waktu itu di hadiri oleh pak Deni, dan DLHK Gresik, sewaktu ada protes disini. Seingat saya dulu PT SJA sanggup membenahi tempat pengolahan limbah, hingga tidak menimbulkan bau, teguran juga sudah disampaikan oleh DLHK Gresik, namun kok masih saja mengusik ketenangan warga,” kata Hari.
Anggota BPD Desa Sumberame juga menyinggung soal kontribusi PT SJA di desa setempat.
“Sejauh ini PT SJA di desa kita kontribusinya apa? belum ada yang tahu,” tanya anggota BPD dalam forum.
Menanggapi pertanyaan anggota BPD Desa Sumberame, Sonik staf pabrik mengatakan kalau sejauh ini pabrik sudah memberikan kompensasi terhadap beberapa dusun serta sudah menyantuni anak yatim di Desa Sumberame.
“Kami sudah memberikan kompensasi ke dusun dan menyantuni anak yatim di Desa Sumberame,” ujarnya di hadapan warga.
Mendengar jawaban dari manajemen pabrik, warga tambah meradang
“Apakah dengan memberi kompensasi ke dusun dan yatim, sampean bisa seenaknya sendiri mencemari lingkungan desa kami,” teriak emak-emak yang hadir.
Kepada wartawan, Kepala Desa Sumberame H. Sueb Wahyudi mengatakan bahwa aksi protes warga itu di gelar di pendopo Balai Desa, agar tidak memperuncing masalah.
“Harapan kami, polemik yang berkepanjangan ini segera ada solusi, kalau mereka unjuk rasa di area pabrik, kami mengkhawatirkan ada hal-hal yang tidak kita inginkan,” kata Abah Sueb.
Aksi berujung duduk bersama di dalam kantor desa, yang di wakili oleh perwakilan warga setempat, Desa Wringinanom, Desa Sumberwaru, Kapolsek Wringinanom, Camat Wringinanom, Kades Sumberame, Yang menghasilkan ada beberapa poin yang menjadi kesepakatan antara warga dan pabrik.
Kuasa hukum pabrik, Nur Kholis ditanya soal hasil kesepakatan tertulis antara warga dan pabrik, pihaknya mengatakan ada dua poin yang belum clear dari pihak perusahaan.
“Ada dua poin yang tidak bisa kami putuskan hari ini, semuanya sudah clear. Kami harus mengajukan dulu ke pihak pimpinan, yakni poin 6 dan poin 7,” pungkasnya. (Irwan_kanalindonesia.com)