Di Musprov Kadin Jatim, Sumrambah Ajak Kolaborasi untuk Ketahanan dan Produktivitas Pangan

SURABAYA, KANALINDONESIA.COM: Ketahanan dan produktivitas pangan menjadi salah satu isu strategis yang dibahas dalam Musyawarah Provinsi (Musprov) VIII Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur 2025. Dalam forum yang berlangsung di Shangri-La Hotel, Surabaya, Senin (11/2) siang, Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Jawa Timur, Sumrambah, menegaskan pentingnya sinergi antara berbagai pihak untuk meningkatkan produktivitas pangan di Jawa Timur.
Di hadapan ratusan peserta Musprov, Sumrambah menyoroti tantangan yang dihadapi sektor pertanian, termasuk minimnya regenerasi petani muda. Menurutnya, saat ini mayoritas petani di Indonesia berusia 40 tahun ke atas, sehingga diperlukan langkah konkret untuk menarik generasi muda agar terjun ke dunia pertanian.
“Saat ini, sekitar 70 persen petani kita berusia di atas 40 tahun. Jika tidak ada regenerasi, maka masa depan pertanian kita akan menghadapi tantangan besar. Karena itu, kita harus mendorong anak muda agar mau terlibat dalam pertanian dengan cara yang lebih modern dan inovatif,” ujar Sumrambah, Ketua KTNA Jatim.
Sumrambah juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pengusaha, petani, pemerintah, dan perguruan tinggi dalam membangun sektor pertanian yang lebih maju. Menurutnya, teknologi harus menjadi bagian integral dari pertanian masa kini agar sektor ini semakin menarik bagi generasi muda.
“Anak-anak muda sekarang punya kreativitas dan inovasi luar biasa. Dengan teknologi, mereka bisa menerapkan pertanian modern, misalnya menggunakan drone untuk penyiraman atau sistem pertanian berbasis digital. Jika kita tidak mulai sekarang, kita akan kehilangan generasi petani handal di masa depan,” kata Sumrambah, politisi asal Kabupaten Jombang tersebut.
Di sela diskusi, Wakil Bupati Jombang Periode 2018-2023 itu juga berbagi pengalaman turun langsung ke berbagai daerah di Jawa Timur bersama KTNA. Selain melakukan pemantauan terhadap sektor pertanian, ia juga aktif mengajak generasi muda untuk lebih percaya diri menekuni profesi sebagai petani milenial.
“Maka dari itu mari kita bersatu atau bersama-sama untuk melangkah mencapai apa yang kita niatkan ini. Semoga kedepannya terus berjalan dengan baik dan lancar. Sesuai program bapak presiden juga, mari kita bersinergi bersama menuju swasembada pangan kedepannya,” tandasnya.
Diskusi dalam forum tersebut berlangsung dinamis, dengan berbagai pertanyaan dan masukan dari peserta terkait solusi ketahanan pangan di Jawa Timur. Selain Sumrambah, turut hadir pembicara lain seperti Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jatim, Ony Anwar Harsono, serta perwakilan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur.
Sementara itu, Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, dalam sambutannya menegaskan bahwa Jawa Timur memiliki peran strategis sebagai gerbang pertumbuhan ekonomi bagi Indonesia Timur.
“Jatim adalah pintu gerbang ke Indonesia Timur, dan kawasan timur ini adalah masa depan dari sisi pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Anindya.
Ia menyoroti sektor-sektor yang menjadi pendorong utama pertumbuhan di Jawa Timur, salah satunya adalah pengadaan listrik dan gas yang mencatat pertumbuhan lebih dari 20 persen. Selain itu, Jawa Timur juga memiliki 19 dari 29 jalur tol laut yang ada di Indonesia, yang berperan penting dalam rantai pasok nasional.
“Jawa Timur ini bisa menjadi contoh dalam pengelolaan supply chain. Jika ingin belajar tentang rantai pasok yang efektif, maka belajarlah di Jatim,” pungkasnya.
Dengan peran strategisnya, Jawa Timur diharapkan mampu menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional, terutama di sektor pertanian yang menjadi salah satu tulang punggung ketahanan pangan Indonesia.(Faiz)