Reses 1 2025, Melihat Perjuangan Wiwin Sumrambah Menembus Plosok Jombang untuk Suara Warga
JOMBANG, KANALINDONESIA.COM: Senja baru saja menyapa ketika Wiwin Sumrambah, Anggota Komisi B DPRD Jawa Timur, bersiap meninggalkan kediamannya. Awan kelabu bergelayut di langit, seolah mengisyaratkan perjalanan yang takkan mudah dilaluinya.
Malam itu, Senin (25/02/2025) Wakil Rakyat Jatim dari Fraksi PDI-Perjuangan ini mengagendakan reses di Desa Klitih, Kecamatan Plandaan. Lokasi ini merupakan sebuah wilayah plosok di Kabupaten Jombang, yang jarang tersentuh dari gemerlap pembangunan.
Bersama sang suami, Sumrambah, mantan Wakil Bupati Jombang yang kini mengemban amanah sebagai Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Jawa Timur, Wiwin memacu kendaraan menembus jalanan yang kian sepi seiring turunnya malam. Jalan berlubang dan berlumpur menjadi teman perjalanan, seolah mengingatkan bahwa tugas mendengar suara rakyat bukan sekadar duduk di balik meja parlemen.
Rintik hujan menyambut kedatangan mereka di lokasi acara. Tak ada panggung megah, hanya terpal sederhana yang melindungi ratusan warga yang sudah semangat menghadiri acara.
Bagi warga Desa Klitih, kedatangan Wiwin Sumrambah dikatakan bukan sekadar formalitas reses. Melainkan kembali datang sebagai penghubung harapan yang kerap terputus di tengah birokrasi.
“Bu Wiwin dan Bapak Sumrambah, saya haru melihat panjenengan berdua sampai tiada lelah berkunjung ke kampung kami di sini, hujan-hujan begini bahkan kemarin-kemarinnya pun telah membantu kami,” ucap Nasruddin, salah satu warga setempat.
Lanjut disampaikan Nasruddin dengan suaranya bergetar yang bukan semata karena dinginnya malam, melainkan oleh rasa kasih yang tulus atas pemberian dan perhatian.
“Dulu, Mas Sumrambah pernah bantu pembangunan Masjid Baiturrahman. Sekarang, kami berharap ada kelanjutan yang mungkin dari Bu Dewan Wiwin Sumrambah. Masjid ini belum rampung pak, tapi semangat kami tak pernah padam.” Tandasnya yang disambut tepuk tangan meriah.
Suasana kian hangat meski hujan tak kunjung reda. Satu per satu warga menyampaikan unek-unek mereka. Hasan, seorang petani setempat, menghela napas panjang sebelum bicara.
“Jalanan ini, Bu, dari saya kecil kondisinya begini. Kalau musim hujan, jadi kubangan. Kalau kemarau, debunya minta ampun. Air bersih juga jadi masalah tahunan. Bisa nggak, Bu, kali ini ada ada bantuan pembangunan jalan rusak dan air bersih saat musim kemarau berkepanjangan. Dan ini juga pupuk subsidi yang susah sekarang,” katanya.
Wiwin kemudian terpantau mendengarkan dengan sabar. Ia mencatat setiap detail di buku kecil yang selalu dibawa setiap menghadiri sebuah acara.
“Saya paham betul bagaimana beratnya hidup di daerah plosok seperti ini. Kalau soal masjid, saya akan usahakan dapat bantuan minimal Rp 200 juta untuk tahap lanjutan. Urusan jalan dan air bersih, saya akan dorong agar masuk prioritas, dan saya yakin siapa tau teman-teman dewan daerah dapil sini juga siap membantu.” Ucap Wiwin Sumrambah dengan wajah berkaca-kaca menatap warga.
Sumrambah, yang duduk di samping Wiwin, mengangguk mantap.
“Meski saya sudah tidak di pemerintahan, hati saya tetap di Jombang. Masjid Baiturrahman harus selesai. Untuk jalan dan air bersih, saya akan kawal siapa tau bisa dibantu oleh anggota dewan lain yang dari PDI-P dapil sini. Tetap semangat warga semuanya, mari kita berjuang bersama untuk lebih maju dan sejahtera,” jelas Sumrambah, sembari disambut tepuk tangan lirih di bawah gemuruh hujan yang tak kunjung reda.
Langit Desa Klitih semakin pekat saat acara berakhir. Sementara untuk acara, ditutup dengan menggelar doa bersama yang kemudian dilanjut dengan foto bersama.















