Sarasehan Ngaji Budaya, Cara Ngabuburit Wiwin Sumrambah di Jombang Perkuat Karakter Warga

ARSO 07 Mar 2025 KANAL JOMBANG
Sarasehan Ngaji Budaya, Cara Ngabuburit Wiwin Sumrambah di Jombang Perkuat Karakter Warga

JOMBANG, KANALINDONESIA.COM: Upaya melestarikan kebudayaan lokal diperankan oleh Wiwin Sumrambah, Anggota Komisi B DPRD Jatim di Kabupaten Jombang. Seperti pada pagelaran serasehan Kamis (06/05/2025) sore kemarin, dihias tema bertajuk “penguatan karakter masyarakat melalui ngaji budaya”.

Sore itu, senja tertutup awan mendung yang kemudian hujan mengguyur. Kendati waktu menjelang berbuka puasa ini diwarnai kegelapan, tak menghalangi cahaya semangat Wiwin Sumrambah bersama ratusan warga untuk menghadiri acara ngaji budaya.

Dalam balutan suasana penuh kekhidmatan, Wiwin mengajak para peserta untuk merenungi kembali akar-akar tradisi budaya lokal tradisional. Seperti yang dicontohkan di Desa Sengon, Kabupaten Jombang.

“Desa Sengon merupakan pusat kebudayaan di Kabupaten Jombang. Dengan 13 tradisi masyarakat yang terjadi hanya dalam rentang menjelang dan pasca bulan Ramadan. Kalau kita kulik kembali sepertinya kaya akan warisan budaya leluhur kita. Perlu kita bersama untuk mengingat dan mempertahankannya,” ucap Wiwin Sumrambah, Wakil Rakyat Jatim Dapil 10 wilayah Jombang dan Mojokerto ini.

Lanjut diperjelas Wiwin, jika penguatan karakter masyarakat tak bisa lepas dari pelestarian budaya. Ia meyakini, kebudayaan bukan hanya soal kesenian atau adat, melainkan juga nilai-nilai yang membentuk jati diri manusia.

“Ngaji budaya ini bukan sekadar diskusi, ini adalah pengingat, bahwa kita punya warisan yang harus dirawat. Jika tidak, kita bisa kehilangan jejak,” lanjut Wiwin, politisi dari Fraksi PDI-Perjuangan itu.

Guna mempertahankan dan melestarikan budaya lokal tradisional, kata Wiwin diperlukan kembali sinergitas warga baik dengan dinas terkait dalam memperkenalkan budaya lokal tersebut terhadap anak-anak atau pelajar.

“Kita butuh pengenalan kembali kebudayaan yang memiliki nilai pendidikan untuk anak anak. Sebab, dalam upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045, akulturasi budaya yang terjadi harus diawasi dan diperhatikan,” katanya.

Pantauan media di lokasi acara, peserta sarasehan tampak antusias dan aktif berbagi kisah budaya lokal sekitarnya. Mereka menyampaikan tentang bagaimana tradisi budaya lokal sekitarnya yang perlahan nyaris tergerus oleh zaman.

Mulai dari ada yang bercerita tentang kesenian yang kini jarang dipentaskan, hingga tradisi budaya lokal lainnya yang nyaris kian terlupakan. Menanggapi hal itu, Wiwin Sumrambah tak tinggal diam.

Pihaknya menegaskan bahwa, siap menjembatani aspirasi masyarakat ke ranah kebijakan. Lanjut disampaikan, ia akan berupaya semaksimal mungkin dari gedung dewan jika ada kebutuhan untuk pelestarian budaya, baik berupa fasilitas, pelatihan, atau dukungan lainnya.

“Bisa diusulkan, nanti kami yang mengupayakan. Tapi lebih dari itu, kita sendiri harus lebih memahami dan menghargai keberagaman budaya yang ada. Tanpa kesadaran dari dalam, sekeras apa pun upaya pelestarian akan sia-sia,” katanya, menutup pembicaraan dengan nada penuh harap.

Langit semakin gelap, pertanda waktu berbuka puasa dekat. Konsumsi takjil kemudian dibagikan, hingga makanan prasmanan disiapkan. Sebelum adzan magrib berkumandang, acara serasehan kebudayaan ini ditutup dengan doa dan berswafoto bersama.(Faiz)