Sarasehan Ngaji Budaya, Sumrambah: Mari Bersama Mempertahankan Kesenian Tradisional Lokal di Jombang

ARSO 11 Mar 2025 KANAL JOMBANG
Sarasehan Ngaji Budaya, Sumrambah: Mari Bersama Mempertahankan Kesenian Tradisional Lokal di Jombang

JOMBANG, KANALINDONESIA.COM: Mempertahankan tradisi kesenian lokal tradisional di Kabupaten Jombang, menjadi hal yang penting dan butuh dilestarikan. Hal itu disampaikan Sumrambah, yang mewakili kehadiran Wiwin Sumrambah, Anggota Komisi B DPRD Jatim di pagelaran sarasehan pada Senin (10/03/2025) tadi malam.

Bertempat di aula Bale Tani, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang, digelar sarasehan yang bertajuk “Upaya Peningkatan Karakter Masyarakat Melalui Ngaji Budaya”. Acara yang dikemas oleh Kelompok Muda Mandiri ini juga menghadirkan dua narasumber handal dari sastrawan dan budayawan di Jombang, mereka yakni Imam Ghozali dan Nanda Sukmana.

“Kalau kita kulik kembali, sepertinya di sekitar kita ini kaya akan warisan budaya leluhur kita. Oleh sebabnya, perlu kita bersama-sama untuk mengingat dan mempertahankannya. Jangan sampai segala kesenian ataupun budaya lokal tradisional yang ada di Kabupaten Jombang ini hilang terlupakan,” ucap Sumrambah di hadapan ratusan warga peserta ngaji budaya.

Lanjut diperjelas Wakil Bupati Jombang Periode 2018-2023 ini, jika penguatan karakter masyarakat tak bisa lepas dari pelestarian budaya. Ia meyakini, kebudayaan bukan hanya soal kesenian atau adat, melainkan juga nilai-nilai yang membentuk jati diri manusia.

“Ngaji budaya ini bukan sekadar diskusi, ini adalah pengingat, bahwa kita punya warisan yang harus dirawat. Jika memang menghayati, seni dan budaya tradisional lokal itu mempunyai makna tersendiri yang membuat kita senang dan penuh ketenangan,” katanya.

Guna mempertahankan dan melestarikan budaya lokal tradisional, kata Sumrambah diperlukan kembali sinergitas warga maupun dinas terkait dalam memperkenalkan budaya lokal tersebut terhadap anak-anak atau pelajar.

“Kita butuh pengenalan kembali kebudayaan yang memiliki nilai pendidikan untuk anak anak. Sebab, dalam upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045, akulturasi budaya yang terjadi harus diawasi dan diperhatikan,” tandasnya.

Pantauan media di lokasi acara, peserta sarasehan tampak antusias dan aktif berbagi kisah budaya lokal sekitarnya. Mereka menyampaikan tentang bagaimana tradisi budaya lokal sekitarnya yang perlahan nyaris tergerus oleh zaman.

Mulai dari ada yang bercerita tentang kesenian yang kini jarang dipentaskan, hingga tradisi budaya lokal lainnya yang nyaris kian terlupakan. Hal ini disambut positif oleh Heru, salah satu peserta sarasehan ngaji budaya.

“Alhamdulillah, kegiatan ini sangatlah positif dan membawa banyak manfaat. Setidaknya dari sini, kita memulai untuk mengupayakan agar kesenian maupun kebudayaan lokal tradisional di sekitar kita, khususnya di Kabupaten Jombang ini tidaklah punah begitu saja,” singkatnya.(Faiz)