Stabil, Kinerja Sektor Jasa Keuangan Ciayumajakuning Terus Tumbuh di Tengah Tantangan Ekonomi

FREDY 27 Mei 2025
Stabil, Kinerja Sektor Jasa Keuangan Ciayumajakuning Terus Tumbuh di Tengah Tantangan Ekonomi

CIREBON, KANALINDONESIA.COM – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Cirebon mencatat bahwa stabilitas sektor jasa keuangan di wilayah Ciayumajakuning (Cirebon Raya, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan) tetap terjaga hingga pertengahan Triwulan II 2025. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Jawa Barat yang mencatat angka positif sebesar 4,98 persen.

Kepala OJK Cirebon, Agus Munthalib, menegaskan bahwa secara umum kondisi sektor jasa keuangan di wilayah Ciayumajakuning masih dalam kondisi sehat dan stabil.

“Pertumbuhan ekonomi yang membaik menjadi pendorong utama stabilitas sektor keuangan. Kami melihat indikator utama di sektor perbankan, IKNB, hingga pasar modal menunjukkan kinerja yang cukup baik, terutama di BPR dan bank syariah,” ujar Agus Munthalib saat menyampaikan keterangan pers, Senin (26/5/2025).

Perbankan Tumbuh Positif, BPR Berkontribusi Signifikan

Kinerja 18 Bank Perekonomian Rakyat (BPR) di Ciayumajakuning mencatat pertumbuhan kredit sebesar 2,48 persen secara year to date (ytd) menjadi Rp2,05 triliun. Dana pihak ketiga (DPK) juga meningkat 1,25 persen ytd menjadi Rp2,22 triliun. Positifnya kinerja ini turut mendorong peningkatan laba BPR sebesar 146,49 persen ytd menjadi Rp16,5 miliar.

“Kinerja BPR tetap menjadi salah satu motor penggerak perekonomian lokal. Meski tantangan tetap ada, namun kami melihat upaya konsolidasi dan efisiensi yang dilakukan BPR cukup berhasil,” kata Agus.

Dari sisi kredit bermasalah, rasio Non-Performing Loan (NPL) gross tercatat sebesar 18,89 persen atau sedikit membaik dari periode sebelumnya.

Bank Umum Konvensional Lesu, Bank Syariah Justru Melejit

Berbeda dengan BPR, kinerja Kantor Cabang Bank Umum di wilayah kerja OJK Cirebon mengalami penurunan. Kredit yang disalurkan turun 11,67 persen ytd menjadi Rp47,90 triliun, sedangkan DPK dan aset masing-masing turun 7,73 persen dan 12,10 persen. Laba tahun berjalan juga merosot hingga 68,06 persen ytd.

Namun, bank syariah justru mencatat pertumbuhan signifikan. Kredit yang disalurkan 5 KC Bank Umum Syariah naik tajam 59,21 persen ytd menjadi Rp6,89 triliun, disertai peningkatan aset dan DPK masing-masing sebesar 41,35 persen dan 14,60 persen.

“Tren masyarakat untuk menggunakan layanan keuangan syariah terus meningkat. Ini menjadi momentum positif bagi industri keuangan syariah untuk memperluas pasar,” ujar Agus.

Industri Keuangan Non-Bank dan Pasar Modal

Di sektor IKNB, Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dan LKM Syariah (LKMS) mengalami penurunan pada beberapa indikator seperti aset dan DPK. Namun, pembiayaan yang disalurkan oleh LKMS tetap tumbuh sebesar 5,17 persen ytd.

Sementara itu, jumlah investor pasar modal di Ciayumajakuning tumbuh 2,44 persen menjadi 317,71 ribu SID per Maret 2025, meskipun transaksi saham justru turun 29,89 persen ytd menjadi Rp1,27 triliun.

“Penurunan transaksi saham kemungkinan disebabkan oleh pergeseran preferensi investasi. Namun secara keseluruhan, tren pertumbuhan investor tetap menunjukkan peningkatan literasi dan minat masyarakat terhadap pasar modal,” ujar Agus.

Layanan Konsumen Meningkat, Edukasi Keuangan Terus Diperluas

Sepanjang Januari hingga April 2025, OJK Cirebon menerima 555 layanan konsultasi dan pengaduan konsumen sektor jasa keuangan, yang didominasi oleh fintech lending, bank umum, dan perusahaan pembiayaan.

Selain itu, program edukasi keuangan terus digalakkan melalui Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN). Hingga 22 Mei 2025, OJK Cirebon telah menyelenggarakan 67 kegiatan edukasi yang melibatkan lebih dari 12 ribu peserta dari berbagai kalangan.

“Kami tidak hanya fokus pada pengawasan, tetapi juga edukasi masyarakat. Literasi dan inklusi keuangan yang kuat adalah fondasi utama dalam menciptakan sistem keuangan yang sehat dan berdaya saing,” tutup Agus Munthalib.