100 Hari Abah Warsubi: Mengayuh Asa Jombang Menuju Sejahtera
JOMBANG, KANALINDONESIA.COM: Di bawah langit cerah Taman Kebon Ratu Keplaksari, suara gamelan mengalun pelan, menyambut langkah-langkah kecil para siswa RA dan SD yang antusias memasuki Pendopo Kabupaten Jombang.
Hari itu, bukan sekadar seremoni. Hari itu menjadi saksi lahirnya mimpi besar, Jombang yang maju dan sejahtera untuk semua.
Adalah H. Warsubi dan Salmanudin Yazid, dua pemimpin yang datang dengan semangat baru.
Dalam waktu 100 hari pertama pemerintahannya, mereka tidak sekadar menjanjikan perubahan, tetapi membuktikannya melalui delapan program prioritas bertajuk Asta Cita Warsa.
Sebuah paket kerja nyata yang lahir dari kebutuhan masyarakat dan menyasar hingga akar rumput.
Salah satu program yang paling menyentuh publik adalah Gerakan Satu Pernikahan Satu Pohon.
Di tengah semarak pesta pernikahan, setiap pasangan pengantin kini diajak untuk menanam pohon sebagai simbol harapan. “Ini bukan hanya program seremonial, ini perwujudan cinta terhadap bumi dan harapan bagi keluarga baru,” kata Abah Bupati Warsubi.
Ia pun menjelaskan bahwa sebuah langkah kecil dengan dampak ekologis yang besar.
Sementara itu, tak semua perubahan harus monumental. Di Dusun Kedungdendeng, Desa Jipurapah, Kecamatan Plandaan, daerah yang selama ini tertinggal dalam hal konektivitas digital tiba-tiba saja warganya bisa menikmati akses internet gratis.
“Seorang siswa SMP bernama Nisa tersenyum lebar saat bisa belajar daring tanpa harus naik ke atas pohon untuk sinyal. Sekarang belajar daring jadi mudah. Saya nggak perlu lagi nebeng WiFi tetangga,” ujarnya.
Abah Bupati menyebut layanan internet ini tersedia di 366 titik dan digagas sebagai jembatan keadilan digital bagi seluruh rakyat Jombang. “Sebuah langkah nyata menuju literasi digital dan pemerataan informasi,” tutur Abah.
Lebih lanjut ia mengatakan, infrastruktur juga jadi fokus utama. Melalui pembentukan Tim Mandor Jalan, perbaikan 124 ruas jalan sepanjang hampir 39 kilometer kini bukan lagi wacana.
“Jalan Blimbing-Gudo dan Mojoagung-Mojoduwur bahkan sudah mengalami peningkatan signifikan,” katanya.
Sementara itu, Tim Normalisasi Saluran menyisir 13 titik saluran dan sungai sepanjang 26 kilometer. “Kami ingin Jombang tidak lagi banjir saat musim hujan,” ujar Abah Warsubi. Sebuah jawaban untuk kekhawatiran petani dan warga di dataran rendah.
Dalam program 100 hari kerja, Bupati Warsubi tahu betul, kekuatan ekonomi Jombang banyak ditopang oleh sektor desa.
Maka program Peternakan Rakyat diluncurkan. Sebanyak 64 kelompok ternak di 55 desa kini mendapat pendampingan dan dana usaha.
“Tujuannya bukan hanya untuk swasembada, tapi menjadikan ternak sebagai sumber kesejahteraan keluarga,” tuturnya.
Pihaknya pun menegaskan, pada era pemerintahan kali ini ada nuansa lain yang berbeda dari masa lalu. Pendopo Kabupaten kini terbuka untuk umum.
“Program, Pendopo Milik Rakyat, Abah untuk Semua, menjadi simbol keterbukaan pemerintah terhadap rakyatnya,” katanya.
Ia mengaku ruang-ruang yang dulu tertutup kini bisa dijelajahi anak-anak, pelajar, bahkan masyarakat biasa yang ingin tahu cara kerja birokrasi.
“Kami ingin generasi muda merasa memiliki pemerintahannya, mengenal budayanya, dan mencintai tanah kelahirannya,” ujar Abah Warsubi, didampingi sang istri, Yuliati Nugrahani Warsubi, Ketua PKK Kabupaten.
Pihaknya menyebut, kedelapan program ini terangkum dalam satu narasi besar, Asta Cita Warsa. Sebuah cetak biru pembangunan yang meliputi beberapa hal.
“Salah satunya, pembangunan desa dan kota untuk semua. Penguatan SDM unggul dan berdaya saing. Pengentasan pengangguran. Penguatan infrastruktur dan ekonomi,” tutur Abah Bupati.
Selain itu ia mengaku ada juga program pengurangan kemiskinan ekstrem. Program ketahanan pangan berbasis potensi lokal.
“Dan ada pula program penguatan harmoni sosial, serta program tata kelola pemerintahan yang bersih, dari KKN,” kata Abah Warsubi.
Ia menegaskan bahwa hal ini bukan tugas mudah. Tapi langkah pertama telah diayunkan. Dan seperti kata pepatah Jawa, “Sapa nandur bakal ngunduh.” Siapa yang menanam, kelak akan menuai. Abah Warsubi telah menanam, kini Jombang menanti panennya.(Tim)















