Dari Lahan Tidur Jadi Kebun Harapan: Kisah Petani dan Mangga Agrimania Binaan Pertamina Balongan

Budidaya Mangga Agriminia kelompok tani Wong Tanggul Ceblok Indramayu, Binaan PT Pertamina Internasional Refinery Unit VI Balongan.
INDRAMAYU, KANALINDONESIA.COM – Di tengah kompleks perumahan Bumi Patra Indramayu, terhampar kebun hijau seluas 4,5 hektare yang menjadi saksi perjalanan inspiratif sekelompok petani lokal.
Mereka menamai diri Kelompok Tani Wong Tanggul Ceblok (WTC) para penggerak yang kini sukses membudidayakan mangga unggulan bernama Agrimania, berkat dukungan dari PT Pertamina Internasional Refinery Unit VI Balongan melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
Cerita ini berawal pada tahun 2018. Saat itu, Pertamina memberikan pendampingan kepada kelompok WTC untuk mengelola lahan yang dulunya kurang produktif. Di lahan tersebut, mereka menanam sekitar 600 pohon mangga Agrimania, varietas khas dengan bentuk bulat dan warna kuning kemerahan yang menggoda.
“Tahun ketiga, kelompok WTC mulai memetik hasil kerja kerasnya. Mangga Agrimania pertama berhasil dipanen dari kebun yang mereka rawat dengan penuh kesabaran,” tutur Andromedo Cahyo Purnomo, Officer 1 CSR & SMEPP Pertamina RU VI Balongan.
Tak hanya fokus pada hasil panen, Pertamina juga mendorong inovasi ramah lingkungan di kebun tersebut. Melalui pemasangan solar cell berkapasitas 1.200 wp, kini kebun Agrimania mandiri dalam memenuhi kebutuhan energi listriknya mulai dari sistem irigasi tetes otomatis, penerangan malam hari, hingga pompa air.
“Awalnya solar cell ini didesain hanya untuk water drip system, tapi sekarang bisa digunakan untuk kebutuhan listrik lain di kebun,” jelas Edo, sapaan akrabnya.
“Dengan sistem ini, biaya operasional bisa ditekan hingga Rp500 ribu per bulan,” tambahnya.
Inovasi ini menjadikan kebun Agrimania bukan sekadar pusat produksi buah, tetapi juga contoh kebun modern yang berkelanjutan di Kabupaten Indramayu. Tahun ini, mereka bahkan menggelar panen raya Mangga Agrimania yang turut dihadiri oleh Bupati Indramayu, simbol keberhasilan nyata dari kolaborasi antara masyarakat dan perusahaan.
Namun, di balik keberhasilan itu, tersimpan kisah sederhana nan menyentuh dari para petani penggeraknya. Salah satunya Bambang (52), seorang mantan kuli bangunan yang kini menambatkan harapannya di antara pohon-pohon mangga.
“Awalnya saya cuma ingin belajar. Tahun pertama panen cuma satu ton, tahun kedua sekitar tiga ton,” kenang Bambang sambil tersenyum.
“Nah, tahun 2024 kemarin hasilnya luar biasa enam ton sekali panen.”
Bambang mengaku, panen itu membawa perubahan besar bagi hidupnya. Dari hasil menjual mangga Agrimania, ia bisa membiayai pendidikan anaknya tanpa kesulitan, bahkan membeli sepeda listrik untuk istrinya.
“Alhamdulillah, rezeki dari mangga ini bikin hidup lebih tenang,” ucapnya penuh syukur.
Kini, aroma manis mangga Agrimania tak hanya mewarnai kebun di Bumi Patra, tapi juga menjadi simbol kemandirian dan keberlanjutan ekonomi lokal. Pertamina melalui program TJSL-nya berhasil menumbuhkan lebih dari sekadar pohon mereka menumbuhkan harapan, masa depan, dan semangat hijau yang terus hidup di tanah Indramayu.





















