Hadiri Ithlaq HSN 2025 di Ponpes Tebuireng, Khofifah Ajak Santri dan Masyarakat Kobarkan Spirit Jihad Kebangsaan

ARSO 23 Sep 2025 KANAL JOMBANG
Hadiri Ithlaq HSN 2025 di Ponpes Tebuireng, Khofifah Ajak Santri dan Masyarakat Kobarkan Spirit Jihad Kebangsaan

JOMBANG, KANALINDONESIA.COM: Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menghadiri acara Ithlaq atau Kick Off Hari Santri Nasional 2025 yang diselenggarakan oleh Menteri Agama Republik Indonesia di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, pada hari Senin (22/9).

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah mendorong semua santri dan masyarakat untuk terus memupuk semangat jihad kebangsaan yang telah diwariskan oleh Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari.

“Melalui acara Kick Off Hari Santri Nasional 2025 di Tebuireng ini, kami sangat berharap agar santri dapat meneladani secara nyata semua nilai pemikiran dan semangat perjuangan para kiai terdahulu,” kata Khofifah.

Ia berpendapat bahwa peringatan Hari Santri merupakan langkah strategis dalam menguatkan peran santri untuk memberikan kontribusi nyata bagi bangsa serta sebagai bentuk pengakuan terhadap keberadaan santri yang berjuang di bidang masing-masing demi membangun negara.

Tahun ini, Hari Santri Nasional 2025 mengangkat tema besar “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia”. Tema ini mencerminkan kontribusi penting santri dalam setiap tahapan sejarah Indonesia.

“Sejak zaman penjajahan, santri dengan berani ikut berperang. Setelah kemerdekaan, tokoh santri seperti KH. Wahid Hasyim juga berperan aktif dalam membangun bangsa dan berjuang untuk kesejahteraan umat beragama di Indonesia,” jelasnya.

Lebih lanjut, Khofifah menegaskan bahwa walaupun Hari Santri didasarkan pada Resolusi Jihad tanggal 22 Oktober, jauh sebelumnya Hadratussyekh KH. Hasyim Asy’ari telah mengeluarkan fatwa resolusi jihad sebagai bagian dari perlawanan pada tanggal 9 September 1945. Ini memicu terjadinya pertempuran di berbagai daerah, bermula dari titik sejarah penting di Tebuireng, Jombang.

“Bagi santri, agama adalah sumber yang memberikan inspirasi dan ilham untuk mengedepankan nilai kemanusiaan. Prinsip menjaga martabat kemanusiaan berarti juga menjaga Indonesia. Itulah prinsip utama santri dalam mendampingi Indonesia menuju peradaban dunia,” tegasnya.

Sejak diresmikan pada tahun 2015, tambah Khofifah, Hari Santri bukan saja milik santri, tetapi juga milik seluruh rakyat Indonesia yang mencintai tanah air.

“Oleh karena itu, saya mengajak seluruh masyarakat untuk turut merayakan Hari Santri. Mari kita rayakan dengan menelusuri perjuangan santri, menjaga martabat kemanusiaan, dan aktif berpartisipasi dalam mendampingi Indonesia menuju peradaban dunia,” ujarnya.

Di samping itu, Gubernur Khofifah juga menyatakan bahwa peringatan Hari Santri menjadi momentum untuk memperkuat sumber daya manusia di pesantren. Dalam menghadapi Indonesia Emas 2045, ia menekankan pentingnya persiapan yang lebih menyeluruh agar dapat melahirkan generasi Indonesia yang unggul dan santri yang berkualitas di tahun 2045.

“Kita perlu mempersiapkan generasi santri yang mampu menghadapi tantangan global, tetapi tetap berlandaskan nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan,” tutupnya.

Sementara itu, Menteri Agama Prof. Nazarudin Umar menjelaskan bahwa Hari Santri Nasional mengingatkan pada sejarah panjang di mana Resolusi Jihad diibaratkan seperti Perang Badar yang dipimpin oleh Rasulullah SAW.

Dengan berbekal tombak dan bambu runcing, tidak mungkin bagi kiai dan santri untuk mengalahkan pihak sekutu. Namun berkat pertolongan Allah SWT, Indonesia berhasil mengalahkan sekutu.

Menag menambahkan, para kiai dan santri dalam resolusi jihad memiliki makna yang sejalan dengan Haqqo jihadih, yang berarti perintah Al-Qur’an untuk “berjuanglah di jalan Allah dengan jihad yang sesungguhnya. ”

“Alhamdulillah, atas izin Allah SWT dengan berbekal tombak dan bambu runcing, kiai dan santri dapat mengalahkan sekutu,” tegasnya.

Menag juga menyampaikan bahwa saat ini Indonesia memiliki lebih dari 42 ribu pondok pesantren, dengan jumlah santri mencapai 9,8 juta. Jumlah santri ini, bukanlah angka yang kecil. Itu setara dengan separuh dari total populasi Malaysia.

Tantangan yang akan datang, Menteri Agama meminta agar pondok pesantren mampu menghasilkan perguruan tinggi yang memiliki kualitas dan kelas tinggi dengan menciptakan berbagai bidang ilmu, tidak hanya ilmu agama.

“Di masa depan, kita perlu membawa pesantren yang ada di Indonesia untuk menjadi pusat peradaban Islam global,” tegasnya.

“Kita sebagai santri harus berkontribusi dalam menjadikan Indonesia sebagai negara yang hebat. Banyak negara tidak ingin Indonesia tumbuh menjadi negara besar. Untuk mencapai tujuan itu, salah satu langkahnya adalah memperkuat umat. Sebuah bangsa yang kuat dibangun atas dasar umat yang kuat,” imbuhnya.

Dalam acara Itlhaq untuk memperingati Hari Santri Nasional, Menteri Agama juga mengenalkan ekoteologi dan perlindungan alam dalam kurikulum pendidikan agama dan keagamaan.

Ekoteologi dapat dimaknai sebagai konsep yang membahas hubungan antara perspektif teologis-filosofis dalam ajaran agama dengan lingkungan, terutama alam.

Konsep Ekoteologi ini serupa dengan pendapat yang pernah disampaikan oleh Ibu Gubernur Khofifah ketika menjabat sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan RI yang berfokus pada perlindungan dan pemberdayaan perempuan di Indonesia.

Menteri Agama berharap nilai-nilai Ekoteologi dapat dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan agama, sehingga perlindungan lingkungan menjadi bagian dari ibadah dan tanggung jawab setiap individu.