Presiden Prabowo Subianto dalam Tur Teluk, Dukungan bagi Kedaulatan Qatar dan Penegasan Kemitraan Strategis dengan UEA di Tengah Meningkatnya Krisis Timur Tengah

WINARKO 15 Sep 2025
Presiden Prabowo Subianto dalam Tur Teluk, Dukungan bagi Kedaulatan Qatar dan Penegasan Kemitraan Strategis dengan UEA di Tengah Meningkatnya Krisis Timur Tengah

Oleh : Akhmad Asyari Lc MA Hum

Penulis adalah Kandidat PhD Mohamed bin Zayed University for Humanities

Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, melakukan kunjungan diplomatik yang mencakup Qatar dan Uni Emirat Arab. Dari Doha, ia menegaskan dukungan Indonesia terhadap kedaulatan Qatar serta solidaritasnya pasca serangan udara Israel terhadap Doha. Prabowo menyerukan kepada komunitas internasional untuk menolak serangan terhadap warga sipil dan memperkuat solidaritas berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan. Emir Tamim memuji sikap Indonesia dan menegaskan perluasan kerja sama dengan Jakarta.

Di Abu Dhabi, Prabowo berdiskusi dengan Presiden UEA, Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan, mengenai dampak konflik di Timur Tengah dan tantangan keamanan global. Keduanya menekankan pentingnya persatuan regional serta kerja sama internasional demi menjaga stabilitas, sambil menegaskan penguatan kemitraan strategis antara kedua negara di berbagai bidang.

Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Qatar dan UEA memiliki makna strategis baik di tingkat diplomasi kawasan maupun dalam kerangka politik luar negeri Indonesia. Dari sisi politik simbolik, dukungan terbuka terhadap kedaulatan Qatar pasca serangan Israel mempertegas posisi Indonesia sebagai negara dengan tradisi politik luar negeri bebas-aktif yang konsisten mengedepankan nilai kemanusiaan, anti-agresi, dan solidaritas dunia Islam. Hal ini juga memperkuat citra Indonesia sebagai salah satu negara Muslim terbesar yang berani bersuara di tengah konflik regional yang sensitif.

Sementara itu, pertemuan dengan UEA menunjukkan dimensi pragmatis dari diplomasi Indonesia. Penekanan pada “kemitraan strategis” menandakan bahwa hubungan kedua negara tidak hanya sebatas kerja sama ekonomi atau energi, tetapi juga mencakup aspek keamanan, stabilitas kawasan, dan mungkin penguatan kerja sama dalam bidang teknologi pertahanan maupun investasi jangka panjang.

Kedua kunjungan ini dapat dibaca sebagai strategi diplomasi ganda: di satu sisi, menunjukkan komitmen moral dan solidaritas (terhadap Qatar dan isu Palestina secara implisit), di sisi lain memperkuat jejaring strategis dengan aktor utama Teluk yang memiliki kapasitas finansial dan pengaruh geopolitik (UEA). Momentum ini sekaligus memberi sinyal bahwa Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo ingin lebih proaktif mengambil peran dalam dinamika Timur Tengah, bukan hanya sebagai pengamat, tetapi juga sebagai mitra dan penyeimbang diplomasi global.