Setuju Keinginan Gubernur Khofifah Bentuk Desa Tangguh Bencana di Situbondo
SURABAYA KANALINDONESIA COM – Pembentukan Desa Tangguh Bencana yang dimunculkan oleh Gubernur Khofifah sebagai antisipasi sekaligus langkah mitigasi bencana di Situbondo mendapat dukungan positif oleh anggota Komisi D DPRD Jatim Yoyok Mulyadi.
Mantan Wabup Situbondo itu mengatakan bahwa itu adalah ide sekaligus program yang layak tidak hanya didukung tapi wajib diwujudkan. Desakan Gubernur Khofifah agar di Situbondo dibentuk Desa Tangguh Bencana pascagempa, adalah sangat tepat mengingat Jatim berada di Ring of Fire. Langkah ini krusial untuk mitigasi dan kesiapsiagaan masyarakat.
” Apa yang diungkap oleh gubernur Khofifah kami mendukung sekali,”ungkap politisi PKB tersebut, Minggu 27 September 2025.
Semasa dirinya menjadi Wakil Bupati Situbondo ini, pada tahun 2016 hingga 2021 sudah terbentuk adanya desa tangguh bencana di Situbondo. ”Sayangnya di tahun 2021 sampai sekarang ini tidak dihidupkan lagi,” jelasnya dengan nada kecewa
Karena sudah pernah ada, mantan Kadis Binamarga kabupaten Situbondo ini tentu Haji Yoyok sapaan akrabnya sangat setuju jika Desa Tanggal Bencana ini kembali di aktifkan karena keberadaannya sangat penting.
Bagi Haji Yoyok sesuai pemikirannya saat itu, pembentukan desa tangguh bencana akan menjadi solusi konkret dalam menghadapi potensi bencana di masa depan.
“Melalui program ini, kader-kader desa akan dilatih khusus untuk melakukan mitigasi dan mencari solusi bersama dimana nantinya para kader akan diberikan pelatihan dan penyediaan peralatan yang diperlukan bencana,” jelas pria kelahiran 1962 ini.
Peristiwa gempa yang terjadi di Situbondo beberapa hari lalu, ungkap Haji Yoyok menjadi momentum yang tepat untuk pembentukan Desa Tangguh Bencana di Situbondo.
Adapun konsep Desa Tangguh Bencana dirancang untuk memberdayakan komunitas lokal agar mampu mengidentifikasi risiko, merencanakan tindakan darurat, dan memulihkan diri pascabencana. Desa-desa yang terkonfirmasi memiliki risiko bencana akan menjadi target utama. Program ini akan melatih kader-kader lokal untuk menjadi garda terdepan dalam penanggulangan bencana.
Sekedar diketahui,beberapa waktu lalu,wilayah Situbondo diguncang gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,4. Gempa ini mengakibatkan kerusakan pada 145 rumah warga di empat desa di Kecamatan Banyuputih. Dari data yang diperoleh, Jawa Timur termasuk Situbondo, berada dalam “Ring of Fire” atau Cincin Api Pasifik, yang menjadikannya rentan terhadap aktivitas geologi. Kondisi geografis ini menuntut adanya kewaspadaan tinggi dan upaya mitigasi bencana yang komprehensif.
Gubernur Jatim sudah memberikan bantuan untuk keperluan hidup sehari-hari, serta program sosial recovery , “Tahap awal pemerintah masih melakukan sosial recovery karena ketika saya tanya, mereka semua sehat tapi masih trauma. Jadi tim trauma healing dan konseling harus diturunkan untuk anak-anak, dewasa, maupun lansia,” ungkapnya.
“Tahap selanjutnya, rekonstruksi untuk melihat kondisi bangunan yang rusak seperti rumah, tempat ibadah, sekolah dengan memberikan bantuan seperti semen, galvalum, genteng,” tutup Khofifah, Nang














