Warga Pakis Keluhkan Proyek Galian U-Ditch Tak Kunjung Selesai, Dua Orang Jadi Korban

ARSO 10 Sep 2025
Warga Pakis Keluhkan Proyek Galian U-Ditch Tak Kunjung Selesai, Dua Orang Jadi Korban

SURABAYA, KANALINDONESIA.COM: Warga Pakis RT 4 RW 5, Pakis Tirtosari, Kelurahan Pakis, Kecamatan Sawahan, mengeluhkan proyek pembangunan saluran U-Ditch yang dikerjakan kontraktor CV Brilian Nusantara.

Pasalnya, hampir dua minggu galian dibiarkan terbuka tanpa penutup maupun tanda peringatan, hingga menyebabkan dua orang warga terperosok dan menjadi korban.

Peristiwa pertama dialami seorang warga bernama Erika. Saat hendak menyalakan kran air setelah mencuci baju, ia terperosok ke lubang galian. Akibatnya, kakinya mengalami pembengkakan.

“Keponakan saya terperosok di galian yang tidak ditutup dan tidak diberi tanda apa-apa. Sekarang kakinya bengkak. Harapannya segera ditutup supaya tidak mencelakai warga lain,” ujar salah satu keluarga korban, Rabu (10/9/2025).

Tak hanya itu, seorang anak kelas 2 SD bernama Adi Sinyo juga terjatuh ke dalam galian ketika mengayuh sepedanya. Insiden tersebut membuat sepedanya patah, meski sang anak beruntung tidak mengalami luka serius.

Warga pun menuntut agar proyek segera diselesaikan dan kontraktor lebih memperhatikan aspek keselamatan. “Harapan warga RT 4 RW 5 Pakis Tirtosari agar secepatnya proyek itu dikerjakan. Apa pun alasannya kami tidak mau tahu,” tegas Suryo Nugroho.

Senada, warga lain bernama Andre juga menyoroti lemahnya penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada proyek tersebut. Menurutnya, sistem K3 seharusnya wajib diterapkan untuk mencegah kecelakaan dan menciptakan lingkungan kerja yang aman. Ia juga mempertanyakan peran LPMK Kelurahan, yang dinilainya tidak hadir ke lapangan untuk mengawasi proyek.

“Apa gunanya ada LPMK kalau tidak turun ke lapangan dan mengawasi jalannya pembangunan?” ujarnya.

Proyek pembangunan saluran U-Ditch ini memiliki nilai kontrak sebesar Rp 278.737.470 tahun anggaran 2025, dengan nomor kontrak 00.3 / 236 / 436.9.20.3 / 2025. Dengan anggaran sebesar itu, warga menuntut pengerjaan tidak dilakukan secara asal-asalan.

“Kalau warga tidak protes dan diberitakan, mungkin pengerjaan akan tambah amburadul. Dari awal saja sudah terkesan asal-asalan. Kontraktor harus lebih proaktif dan gerak cepat supaya tidak ada lagi korban,” tambah Sahlan, salah satu warga.

Hingga kini, warga masih menunggu tindak lanjut dari kontraktor proyek maupun pemerintah kelurahan terkait keluhan dan insiden yang terjadi. (Wan)