Ketua Komisi A Dedi Irwansah Apresiasi Semua pihak yang Bekerja Keras Membantu Penanganan Musibah Ponpes Al Khoziny

SIDOARJO KANALINDONESIA.COM – Ketua Komisi A DPRD Jawa Timur Dedi Irwansah menyampaikan apresiasi yang mendalam untuk semua pihak yang sudah bekerja keras terkait musibah yang menimpa Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Peristiwa tragis ini menyisakan luka bagi keluarga pesantren, para santri, dan seluruh masyarakat Jawa Timur.
Anggota Fraksi Partai Demokrat ini menilai tahapan yang dilakukan pihak yang berkompeten seperti TNI Polri serta BasaNas dan BPBD sudah sangat baik, dimana saat ini sudah mensterilkan lokasi hingga radius 50 meter.
“Dari awal saya sudah meminta agar wilayah itu segera steril dari warga atau Pihak yang tidak berkomompeten, agar penanganan juga lebih terkontrol, kita sangat apresiasi pada semua yang terlibat membantu,” tutur Dedi, Kamis (3/10/2025).
Selain itu wakil rakyat dapil Sidoarjo ini berharap, untuk informasi ke luar, dilakukan satu pintu agar infonya tidak simpang siur, “Kalau satu pintu kan bisa dipertanggung jawabkan dan pasti,” jelasnya.
Selain mengapreasi, Dedi mengajak masyarakat untuk mendoakan korban yang wafat agar mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT, serta berharap kesembuhan bagi yang terluka.
“Doa kami menyertai seluruh keluarga korban. Semoga mereka diberi kekuatan dan ketabahan menghadapi ujian berat ini,” ujarnya.
Anggota DPRD Jatim Dapil Sidoarjo ini menegaskan, musibah ini bukan hanya duka keluarga pesantren, tetapi juga duka bersama masyarakat. Pesantren bukan sekadar tempat belajar, tapi juga benteng moral bangsa. Karena itu, setiap peristiwa tragis di lingkungan pesantren harus menjadi perhatian semua pihak.
Dedi menyerukan pentingnya sinergi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat untuk memastikan keselamatan santri.
“Kita harus belajar dari setiap peristiwa. Keselamatan santri dan tenaga pendidik adalah prioritas. Pemerintah harus hadir memberikan perhatian serius agar kejadian serupa tidak terulang,” tegasnya.
Selain empati, Dedi menekankan musibah ini sebagai momentum untuk memperkuat solidaritas sosial. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat bergandeng tangan, meringankan beban para korban, dan menunjukkan rasa persaudaraan yang nyata.
“Inilah saatnya solidaritas sosial tidak hanya sekadar slogan, tapi tindakan nyata,” tambahnya.
“Pesantren adalah rumah kedua bagi para santri. Kita wajib menjaganya agar tetap aman, nyaman, dan layak huni. Dengan kebersamaan, musibah ini bisa menjadi momentum memperkuat pesantren ke depannya,” pungkas Dedi.
Musibah Pondok Pesantren Al-Khoziny ini menjadi pengingat bahwa kepedulian, doa, dan solidaritas adalah kekuatan besar untuk membantu para korban dan menjaga kelangsungan pendidikan pesantren di Jawa Timur. Nang