Komisi A DPRD Jatim Minta KPI Bergerak atas Tayangan Trans 7 di Xpose Uncensored soal Ponpes

SURABAYA KANALINDONESIA COM – Ketua Komisi A DPRD Jatim Dedi Irwansah meminta Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) melakukan evaluasi dan langkah- langkah sesuai aturan yang berlaku terkait tayangan Trans 7 pada program “Xpose Uncensored” di Trans7
dengan materi prilaku di Pondok pesantren.
Dedi menilai tayangan Trans 7 yang menarasikan pondok pesantren sebagai lembaga yang seolah-olah memperlihatkan kemewahan dengan mengeksploitasi warga pesantren, telah melukai perasaan warga ponpes , dan merusak citra dan Marwah Pondok Pesntren.
“Narasi yang dimunculkan terlihat menjadi opini sepihak yang mengeksploitasi sisi negatif pondok, tanpa ada narasi berimbang. Padahal harusnya kan harus imbang dan ada penjelas dari pihak pondok. Ini jelas tidak sesuai dengan kaidah jurnalistik, “ ungkap politisi Demokrat ini.
“Saya berharap KPI melakukan langkah-langkah sesuai aturan atas tayangan ini. Sebagai lembaga yang mengawasi tayangan yang berpotensi menimbulkan kegaduhan yang mengandung SARA ini,“ tambahnya
Dedi juga menyayangkan mengapa tayangan yang disiarkan Trans7 pada 13 Oktober 2025 bisa lolos hingga dilihat banyak pemirsa TV. “”Saya sangat menyayangkan kok bisa lolos, apalagi ini dengan narasi yang sangat menyudutkan pondok pesantren, “ tuturnya sedih.
Akibat tayangan ini gelombang protes luas dari kalangan santri, alumni pesantren, hingga masyarakat umum. Episode tersebut dinilai menampilkan sosok KH Anwar Manshur, pendiri Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiat Kompleks Lirboyo, secara tidak proporsional dan sarat narasi menyesatkan.
Dalam tayangan itu, potongan gambar yang sejatinya merupakan bentuk penghormatan santri kepada guru ditampilkan dengan framing negatif. Narasi yang disematkan terkesan mengarah pada tudingan berlebihan, bahkan berpotensi mencemarkan marwah pesantren dan kiai. Padahal, tradisi santri mencium tangan, menunduk, atau mengiringi langkah guru adalah bentuk adab luhur yang telah hidup ratusan tahun dalam khazanah pendidikan Islam di Nusantara.
Reaksi keras terhadap tayangan tersebut juga bergulir cepat di media sosial. Tagar #BoikotTrans7 menjadi trending di platform X dan ramai digunakan di Instagram lewat fitur berbagi cerita. Hingga Selasa (14/10/2025) pukul 09.49 WIB, lebih dari 137 ribu pengguna turut menyuarakan kekecewaan mereka terhadap stasiun televisi tersebut.
Banyak warganet menilai bahwa tayangan itu tidak hanya merugikan nama baik KH Anwar Manshur, tetapi juga mencoreng citra pesantren secara umum. “Media mestinya menjadi jembatan informasi, bukan sumber fitnah yang menimbulkan kegaduhan,” tulis salah satu pengguna di X. Nang