Ciptakan Ruang Digital Aman, Kemkomdigi Ajak Santri Yogyakarta Jadi SAHABAT TUNAS

ARSO 08 Nov 2025
Ciptakan Ruang Digital Aman, Kemkomdigi Ajak Santri Yogyakarta Jadi SAHABAT TUNAS

YOGYAKARTA, KANALINDONESIA.COM: Suasana Pondok Pesantren Assalafiyyah di Mlangi, Yogyakarta, tampak berbeda pada Jumat (7/11/2025). Diiringi keriuhan santri dengan permainan tradisional dan alunan cerita wayang, Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) hadir membawa misi khusus: mengajak anak-anak santri menjadi SAHABAT TUNAS. Program ini bertujuan membentuk mereka menjadi pengguna gawai yang cerdas dan memiliki kesadaran penuh untuk menjaga diri serta menghormati orang lain di dunia maya.

Kegiatan bertajuk “SAHABAT TUNAS: Bersama Menjaga Ruang Digital Ramah Anak” ini merupakan bagian dari inisiatif Direktorat Jenderal Komunikasi Publik dan Media (KPM) Kemkomdigi untuk menciptakan ruang digital yang aman dan ramah anak. Selain itu, kegiatan ini mendukung implementasi PP Tunas atau Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Pelindungan Anak.

Direktur Jenderal KPM Kemkomdigi, Fifi Aleyda Yahya, menyatakan bahwa literasi digital bagi anak melampaui sekadar kemampuan teknis. “Melalui SAHABAT TUNAS, kami mengajak anak-anak mempelajari hak dan kewajiban sebagai anak digital yang cerdas dan bertanggung jawab. Kami juga mengingatkan orang tua untuk selalu mengawasi kegiatan digital anak-anak mereka,” ujar Fifi Aleyda Yahya.

Ia menambahkan, pendampingan harus berjalan secara seimbang. Anak perlu memahami batasan konten yang boleh mereka akses, mampu membagi waktu antara belajar dan berkreasi online, serta tetap aktif bersosialisasi di dunia nyata.

Kemkomdigi menyampaikan pesan-pesan penting tersebut secara kreatif dan menyenangkan, salah satunya melalui pertunjukan Wayang Golek yang dibawakan oleh dalang cilik, Adimas Alby Elsani Widyaputra.

Melalui lakon interaktif, Adimas menyampaikan bahwa PP Tunas membuktikan kehadiran negara dalam melindungi anak-anak di ruang digital. Wayang, sebagai seni yang akrab dengan budaya pesantren, terpilih sebagai sarana yang efektif untuk menyampaikan pesan moral tentang tanggung jawab kolektif dalam menjaga ruang digital agar tetap ramah bagi anak.

Kegiatan yang diikuti hampir 300 siswa SD dan MTs ini tidak hanya menampilkan wayang. Acara juga dimeriahkan oleh kesenian silat, permainan tradisional seperti congklak dan enggrang, serta pameran aplikasi dan gim karya santri.

Pertunjukan dalang cilik dan beragam aktivitas alam nyata menegaskan bahwa SAHABAT TUNAS tidak hanya berfokus pada dunia digital, tetapi juga mendorong anak untuk terlibat dalam kegiatan positif dan produktif di luar layar gawai. (Tim)