Gubernur Khofifah Silaturahim Dengan Masyarakat NTT Asal Jatim, Ajak Jaga Guyub Rukun dan Perkuat Sinergi Ekonomi Antarwilayah

ARSO 07 Nov 2025
Gubernur Khofifah Silaturahim Dengan Masyarakat NTT Asal Jatim, Ajak Jaga Guyub Rukun dan Perkuat Sinergi Ekonomi Antarwilayah

SIARAKUPANG, KANALINDONESIA.COM: Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berasal dari Jawa Timur untuk terus menjaga semangat guyub rukun, persaudaraan, dan memperkuat sinergi ekonomi antarwilayah.

Ajakan tersebut disampaikan dalam Forum Silaturahim dengan Masyarakat NTT Asal Jawa Timur yang digelar di Hotel Harper Kupang, Kamis (6/11) malam.

Dalam suasana hangat dan penuh kekeluargaan, Gubernur Khofifah menyampaikan bahwa semangat guyub rukun adalah kekuatan sosial yang mampu memperkokoh harmoni sekaligus memperkuat kerja sama ekonomi antar daerah.

“Paguyuban masyarakat NTT asal Jawa Timur harus menjadi penguat dari seluruh proses pembangunan di NTT dan harus tetap guyub rukun. Karena ini memang identitas masyarakat Jawa Timur,” ujarnya.

“Oleh karena itu harus terus menjaga persatuan, persaudaraan, mempererat kolaborasi, dan juga harus menjadi bagian dari penguatan ekonomi daerah, khususnya di NTT,” tambahnya.

Gubernur Khofifah menegaskan bahwa persatuan tidak hanya dibangun melalui transaksi ekonomi, tetapi juga melalui semangat saling memahami, menghormati, dan mempercayai satu sama lain.

“Kalau kita tidak pernah bertemu, sulit membangun kesepahaman. Dari mutual understanding akan tumbuh respect, dan dari situ lahir trust. Kalau kita saling percaya, tidak mudah orang memecah belah kita. Dari sinilah guyub rukun tumbuh,” tegasnya.

Ia juga memberikan apresiasi kepada berbagai komunitas masyarakat asal Jatim di NTT yang terus menjaga harmoni sosial dan menjadi pelaku ekonomi produktif. Menurutnya, kekuatan sosial dan spiritual semacam ini merupakan social capital yang sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi modern.

“Kita memiliki social capital yang luar biasa. Dalam pendekatan ekonomi modern, faktor
social capital seperti etnis, suku, asosiasi, bahkan spiritual capital dari majelis taklim menjadi penopang keteduhan, kedamaian yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Di forum ini, hadir perwakilan pelaku usaha, BUMD, OPD, ulama, pendeta, dan tokoh masyarakat. Ini kesempatan mempertemukan pikiran dan membangun kesepahaman bersama,” jelasnya.

Gubernur perempuan pertama di Jatim ini juga menyampaikan, hubungan ekonomi antara Jatim dan NTT terus menunjukkan perkembangan yang positif. Dari total 46 kali Misi Dagang dan Investasi Jawa Timur, transaksi tertinggi hingga saat ini tercatat di NTT dengan nilai mencapai Rp1,882 triliun.

“Artinya, kekuatan ekonomi antara Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur ini luar biasa. Banyak pelaku usaha dari Lamongan, Madura, hingga Banyuwangi yang aktif di sini, terutama di sektor kuliner. Ini bukti simbiosis antara penjual dan pembeli. Bumbunya masyarakat Lamongan ternyata cocok dengan selera masyarakat Kupang dan NTT,” ungkapnya.

Menutup sambutannya, Gubernur perempuan pertama di Jawa Timur ini mengingatkan kembali pentingnya nilai luhur Bhinneka Tunggal Ika sebagai dasar kebersamaan bangsa.

“Kita punya 714 suku dan lebih dari 10 ribu bahasa, tapi kita bisa rukun karena diikat oleh Pancasila. Maka bawalah semangat Jawa Timur ini sebagai air kehidupan yang mengaliri semangat kebersamaan dan persaudaraan. Dari Jawa Timur, kita membawa sasanti Bhinneka Tunggal Ika yang diikat oleh Pancasila,” tegasnya.

Senada dengan itu, Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma menyampaikan apresiasi tinggi atas kontribusi masyarakat asal Jatim yang tinggal dan berusaha di NTT. Menurutnya, kehadiran masyarakat Jatim bukan hanya memperkuat ekonomi daerah, tetapi juga memperkokoh harmoni sosial, budaya, dan toleransi antarumat beragama.

“Persaudaraan ini merajut kebersamaan dan keharmonisan. Masyarakat asal Jatim di NTT menjadi motivator bagi masyarakat lokal untuk terus bergerak maju,” katanya.

Wagub Johni menambahkan, kebersamaan dan toleransi yang terjalin antara warga NTT dan Jatim ini menjadi wujud nyata semangat Nusa Terindah Toleransi.

“NTT ini pantas disebut Nusa Terindah Toleransi. Semangat inilah yang terus kita bangun bersama,” pungkasnya.

Sementara itu Ketua Paguyuban Masyarakat NTT asal Jatim, Poeji Watono, menyampaikan apresiasi atas kehadiran Gubernur Khofifah yang dinilainya membawa semangat baru bagi warga Jatim di perantauan.

“Kami sangat berterima kasih atas kehadiran Ibu Gubernur Khofifah. Beliau bukan hanya pemimpin, tetapi juga sosok ibu yang meneguhkan semangat guyub rukun di mana pun warga Jatim berada,” katanya.

Menurut Johni, forum silaturahmi ini menjadi wadah memperkuat kebersamaan sekaligus membuka ruang kerja sama ekonomi antara Jatim dan NTT.

“Kami ingin terus berkontribusi bagi pembangunan NTT, sembari menjaga semangat kerukunan dan gotong royong khas Jatim,” pungkasnya.

Pada kesempatan tersebut Gubernur Khofifah juga menyerahkan bantuan tali asih kepada paguyuban masyarakat NTT asal Jatim sebesar Rp50 juta.

Hadir dalam kesempatan tersebut, Wagub NTT Johanis Asadoma, Anggota Komisi B DPRD Jatim Nafif Laha, Kepala OJK Jatim Yunita Linda Sari dan Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo.

Turut hadir dalam forum silaturahim tersebut unsur Perangkat Daerah dari kedua provinsi serta asosiasi pelaku usaha seperti KADIN Jatim, IWAPI Jatim, HKTI Jatim, FORKAS Jatim, APINDO Jatim, HIPMI Jatim, REI Jatim, HKI Jatim, dan HIMKI Jatim.