Harapan Membara di Bumi Reog, Doa Ribuan Jiwa Mengetuk Langit Memanggil Pulang Pemimpin Tercinta, Sugiri Sancoko
PONOROGO, KANALINDONESIA.COM: Langit Ponorogo pada Kamis (20/11/2025) menjadi saksi bisu dari gelombang doa dan harapan yang tak terperi. Lebih dari 2.000 hati yang merindu berkumpul di depan kantor DPRD Ponorogo, Jalan Alun-Alun Timur, dalam sebuah acara Doa Bersama dan Istighosah.
Bukan sekadar perkumpulan, ini adalah deklarasi cinta tulus dari rakyat kepada sosok pemimpin yang mereka yakini sebagai nakhoda sejati, Bupati Sugiri Sancoko.
Kyai Sunartib, salah satu panitia penyelenggara, dengan suara penuh keprihatinan namun tegas, menjelaskan bahwa acara ini adalah upaya suci untuk meredam gejolak batin yang melanda masyarakat. Gejolak ini lahir dari kegelisahan ribuan warga yang tidak menerima dengan detail kasus yang menimpa pemimpin kesayangan mereka.
“Ini adalah acara untuk meredam gejolak, supaya tentram dan aman. Ini adalah suara saudara-saudara kami, kawan-kawan kita semua, yang cinta betul kepada Bupati ini,” ujar Kyai Sunartib.
Acara yang diikuti murni oleh masyarakat tanpa atribut ormas ini membuktikan betapa akar cinta Sugiri Sancoko telah menghujam kuat di hati rakyat jelata.
Kecintaan ini melampaui sekat organisasi, menyatukan ribuan orang dalam satu ikrar: merindukan kepemimpinan yang merakyat, yang mengerti denyut nadi Bumi Reog.
Dalam atmosfer spiritual yang khidmat, harapan terbaik dipanjatkan untuk sang Bupati.
“Kami berharap, mudah-mudahan Pak Giri mampu dan kuat menghadapi proses ini. Jika beliau oleh proses hukum bisa bebas, Ahlan Wa Sahlan, selamat datang kembali saudaraku, selamat datang kembali Bupati kami!,” tutur Kyai Nartib.
Harapan kembalinya Sugiri adalah mimpi bersama. Namun, Kyai Sunartib juga mengingatkan bahwa sebagai warga negara yang baik, rakyat harus bersikap adil (fair).
“Kasus hukum itu adalah kasus hukum. Kita minta kawan-kawan KPK bersikap objektif. Biarlah proses ini mengalir apa adanya,” tegasnya, menunjukkan kedewasaan masyarakat dalam menyikapi keadilan.
Ribuan masyarakat Ponorogo berdiri tegak, memohon kekuatan dan ketabahan bagi Sugiri Sancoko, dan secara bersamaan juga memanjatkan doa agar siapapun pengganti kelak harus amanah dan tegak lurus pada kebenaran.
Usai memanjatkan doa ribuan masa kompak mengenakan baju putih putih dan sebagian besar adalah emak emak, bergantian membubuhkan tanda tangan di kain putih yang dibentangkan di depan kantor DPRD.
Sebagai penutup dari aksi penuh makna ini, perwakilan masyarakat akan membawa surat aspirasi yang menjadi simbol harapan kolektif ini untuk menghadap Presiden Prabowo. Ini bukan hanya tentang satu nama, tetapi tentang tegaknya keadilan dan kembalinya sosok pemimpin yang telah terbukti mengayomi, dicintai, dan dirindukan oleh ribuan jiwa di Ponorogo.(Tim)






















