Jual Mobil Demi Bebek: Kisah Agus Purnomo, Pemuda Tuban yang Sukses Jadi Juragan Bebek Darat

ARSO 08 Nov 2025
Jual Mobil Demi Bebek: Kisah Agus Purnomo, Pemuda Tuban yang Sukses Jadi Juragan Bebek Darat

TUBAN, KANALINDONESIA.COM: Di salah satu sudut Desa Ngadipuro, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, riuh terdengar derap langkah ribuan ekor bebek darat yang berlari menuju kolam pakan. Di balik suara khas tersebut, berdiri sosok Agus Purnomo (40), atau yang akrab disapa Mas Jepang. Ia adalah pemuda desa yang kini menjelma menjadi salah satu pengusaha peternak bebek darat paling sukses di kawasan Tuban, Lamongan, dan Bojonegoro.

Perjalanan sukses Agus tidak datang dari warisan atau bantuan besar. Titik baliknya justru dimulai dari sebuah keputusan berani: menjual satu-satunya mobil pribadi senilai Rp110 juta. Uang tersebut tidak ia gunakan untuk membeli tanah atau rumah, melainkan untuk membangun kandang dan membeli bibit bebek darat—sebuah pilihan yang kala itu banyak orang anggap “nekat”.

“Saya memang nekat waktu itu. Tetapi, saya yakin, kalau kerja keras dan fokus, hasilnya akan kelihatan. Alhamdulillah, sekarang usaha ini dapat menghidupi keluarga dan beberapa karyawan,” ungkap Agus sambil tersenyum di tengah aroma khas pakan bebek yang menguar di udara, Sabtu (8/11/2025).

Tahun 2023 menandai awal perjalanan Mas Jepang. Saat banyak pemuda memilih bekerja di pabrik atau merantau, ia justru memutuskan pulang ke desa. Ia melihat potensi besar di pasar kuliner, terutama tingginya permintaan daging bebek segar dan bebek olahan.

“Bebek darat memiliki daging yang lebih padat, tidak berbau amis, dan sangat disukai pedagang nasi bebek,” jelasnya.

Modal dari hasil penjualan mobilnya ia gunakan untuk membangun kandang berkapasitas 1.000 ekor di lahan belakang rumah. Usahanya berkembang pesat dalam waktu singkat. Kini, ia mempekerjakan lebih dari tiga warga sekitar, dengan kapasitas ternak yang mencapai 1.000 ekor bebek.

Produksi bebeknya kini mengalir setiap bulan (dipanen 3 kali) ke berbagai warung dan rumah makan di Tuban, Lamongan, hingga Bojonegoro. Ia juga memasok ke beberapa pedagang besar di pasar tradisional. “Setiap minggu, kami dapat mengirim dua ekor hingga beberapa kilogram bebek siap olah,” kata Agus.

Selain menjual daging segar, ia juga berencana mengembangkan produk olahan, seperti bebek presto dan bebek ungkep siap goreng. Strateginya sederhana namun efektif: menjaga kualitas dan kepercayaan pelanggan. “Kalau kualitas bagus, pelangganlah yang mencari kita, bukan kita yang mengejar,” ujarnya mantap.

Kini, Mas Jepang kerap kelompok pemuda desa dan karang taruna undang untuk berbagi pengalaman wirausaha. Ia dikenal ramah, sederhana, dan tidak pelit berbagi ilmu. “Saya ingin anak muda desa sadar bahwa rezeki dapat dicari dari tanah kelahiran sendiri. Kami tidak harus bekerja di kota,” pesannya.

Kandang bebeknya yang tertata rapi, suara gemericik air, dan pemandangan bebek-bebek putih yang sibuk mencari makan menjadi saksi nyata dari tekad seorang pemuda desa yang berani memimpikan hal besar.

“Saya hanya ingin membuktikan bahwa kerja keras itu masih relevan. Mobil dapat dibeli lagi, tetapi keyakinan untuk berjuang itu yang mahal,” tutup Agus dengan senyum hangat, sebelum kembali mengawasi para pekerjanya memberi pakan sore.