Stabilitas Sektor Jasa Keuangan di Ciayumajakuning Tetap Terjaga, Kinerja BPR Tumbuh Positif
MAJALENGKA, KANALINDONESIA.COM – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Cirebon memastikan stabilitas sektor jasa keuangan di wilayah Ciayumajakuning, yang meliputi Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan masih berada dalam kondisi solid hingga Triwulan III dan pertengahan Triwulan IV tahun 2025.
Kepala OJK Cirebon, Agus Muntholib, mengungkapkan, fungsi intermediasi perbankan berjalan baik dengan pertumbuhan positif di sektor Bank Perekonomian Rakyat (BPR).
“Penyaluran kredit BPR tumbuh 0,80 persen secara tahunan dan 4,05 persen sejak awal tahun, mencapai Rp2,08 triliun hingga September 2025,” ujar Agus, Sabtu (22/11/2025).
Ia menjelaskan, kinerja tersebut turut diiringi penurunan rasio kredit macet (NPL) baik secara year on year maupun year to date. Total aset BPR di Ciayumajakuning juga meningkat menjadi Rp2,7 triliun, disertai kenaikan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencapai Rp2,46 triliun.
Dari aspek profitabilitas dan ketahanan modal, BPR di wilayah ini menunjukkan tren perbaikan. Rasio Return on Assets (ROA), efisiensi biaya (BOPO), serta kecukupan modal (CAR) tercatat terjaga di level 19,04 persen.
Selain sektor perbankan, industri keuangan non-bank (IKNB) seperti Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dan perusahaan pergadaian juga mencatat dinamika yang beragam. Menurut Agus, beberapa indikator LKM masih mengalami kontraksi, sementara lembaga keuangan mikro syariah (LKMS) justru tumbuh positif. Untuk perusahaan pegadaian swasta, asetnya meningkat signifikan sebesar 31,45 persen secara tahunan per September 2025.
Pada sektor pasar modal, minat masyarakat Ciayumajakuning terus meningkat. Hingga Agustus 2025, jumlah investor pasar modal mencapai 368.580 SID, naik 21,69 persen dari tahun sebelumnya. Nilai transaksi saham pun meroket hingga mencapai Rp2,06 triliun, atau tumbuh 68,31 persen secara tahunan.
Dari sisi perlindungan konsumen, OJK Cirebon menerima 1.680 layanan konsultasi dan pengaduan sejak Januari hingga 14 November 2025. Pengaduan didominasi sektor fintech lending, perbankan umum, dan perusahaan pembiayaan.
Untuk meningkatkan literasi keuangan, OJK Cirebon telah menggelar 215 kegiatan edukasi sepanjang 2025 dengan jumlah peserta mencapai 40.956 orang—melampaui target tahunan. OJK juga menjalankan program Kredit/Pembiayaan Melawan Rentenir (K/PMR) yang hingga kini telah menyalurkan Rp12,73 miliar kepada 940 pelaku UMKM.
Agus menegaskan komitmen OJK Cirebon dalam memperkuat stabilitas sektor jasa keuangan melalui pengawasan ketat, peningkatan literasi, serta penerapan tata kelola yang bersih.
“Kami menegakkan larangan gratifikasi dalam bentuk hampers atau parsel kepada seluruh jajaran OJK Cirebon sebagai bagian dari komitmen menjaga integritas,” tegasnya.






















