Wiwin Sumrambah Dorong Literasi Budaya Jadi Fondasi Toleransi Masyarakat Jombang

ARSO 05 Nov 2025
Wiwin Sumrambah Dorong Literasi Budaya Jadi Fondasi Toleransi Masyarakat Jombang

JOMBANG, KANALINDONESIA.COM: Di tengah menguatnya arus digitalisasi dan memudarnya pemahaman terhadap nilai-nilai budaya lokal, Anggota DPRD Jawa Timur dari Fraksi PDI-Perjuangan, Wiwin Sumrambah, menggelar sosialisasi bertajuk “Literasi Budaya untuk Membangun Sikap Toleransi Masyarakat” di Desa Jatipelem, Diwek, Jombang pada Jum’at (31/10/2025) malam.

Ratusan warga dari berbagai kalangan, mulai dari perangkat desa, guru, pelajar, hingga pegiat komunitas budaya memadati aula tempat berlangsungnya kegiatan tersebut. Wiwin membuka acara dengan penegasan bahwa literasi budaya bukan sekadar wacana pelestarian tradisi, melainkan upaya membentuk karakter masyarakat yang inklusif di tengah perbedaan.

“Budaya adalah jati diri bangsa. Ketika kita kehilangan pemahaman terhadap akar budaya sendiri, maka kita kehilangan kompas moral dalam menghadapi perbedaan,” ujar Wiwin dalam sambutannya.

Menurutnya, masyarakat saat ini tengah dihadapkan pada situasi paradoks yakni kemajuan teknologi mempercepat pertukaran informasi. namun di sisi lain menurunkan tingkat empati sosial dan kesadaran akan nilai-nilai budaya.

“Toleransi tidak tumbuh dari ruang digital, tapi dari kesadaran budaya yang dipraktikkan sehari-hari,” katanya.

Wiwin menilai, instansi pendidikan belum sepenuhnya memberi perhatian pada penguatan literasi budaya di lingkungan sekolah. Padahal disampaikan, sekolah merupakan ruang strategis menanamkan nilai gotong royong, empati, dan penghargaan terhadap keberagaman sejak dini.

Sehingga Wakil Rakyat Jatim dari Fraksi PDI-Perjuangan ini mendorong agar pendidikan budaya lokal masuk dalam kegiatan ekstrakurikuler maupun program sekolah berbasis karakter.

“Banyak anak-anak kita hafal tokoh luar negeri, tapi tidak mengenal tokoh budaya daerahnya sendiri. Ini tanda bahwa pendidikan formal belum optimal menanamkan kebanggaan terhadap budaya lokal,” kritiknya.

Selain pemaparan dari Wiwin, acara ini juga menghadirkan sesi diskusi interaktif. Peserta diajak menggali kembali praktik budaya yang sarat nilai toleransi, seperti tradisi selametan, gotong royong, dan musyawarah desa.

Menutup acara, Wiwin kembali menegaskan bahwa menjaga nilai-nilai budaya berarti menjaga keberlanjutan bangsa.

“Jombang punya sejarah panjang tentang harmoni antar umat dan keberagaman budaya. Kalau bukan kita yang merawatnya, siapa lagi?” ujarnya disambut tepuk tangan peserta.

Beberapa peserta tampak antusias membagikan pengalaman mereka menjaga kerukunan di lingkungan masing-masing. Salah satunya, Siti Aminah (45) yang mengaku terinspirasi dari kegiatan ini.

“Selama ini kami sering menganggap budaya hanya urusan masa lalu. Setelah mendengar penjelasan Bu Wiwin, saya jadi paham kalau budaya itu justru jalan menjaga kedamaian di tengah perbedaan. Anak muda perlu diajak bicara soal ini,” singkat Aminah.(Faiz)