KIR SMAN 3 Ponorogo Raih Silver Medal dari Canadian Special Award of Excellence

ARSO 12 Des 2024 KANAL PENDIDIKAN
KIR SMAN 3 Ponorogo Raih Silver Medal dari Canadian Special Award of Excellence

PONOROGO, KANALINDONESIA.COM: Lima siswi yang tergabung dalam Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) SMAN 3 Ponorogo menorehkan prestasi internasional di ajang lomba karya tulis penelitian di Kaoshiung, Taiwan.

Kelimanya yaitu Adita Razma Clarinta, Artika Alifia Giordani, Sherly Diah Rachmaputri, Zaskia Alfa Dila, Oktiara Angelita Vannes Tominda yang berasal dari kelas X SMAGA International Class Program(SICP) dengan didampingi guru pembimbing Siti Nurwaqidah, M.Pd.

Mereka melakukan penelitian dan membuat pantyliner yang ramah lingkungan dengan bahan dasar dari selulosa batang pisang yang diolah menjadi bioplastik dan ceramide dari kulit pisang untuk mengatasi iritasi kulit pada wanita.

Prestasi internasional yang diraihnya dengan judul ‘Innovation of Biodegradable Pantyliner from Ceramide Banana Peel and Banana Stem Cellulose (Musa Acuminata Bilbisiana) as an Environmentally Friendly Solution to Minimize Skin Irritation On Women’ yaitu Canadian Special Award of Excellence (Toronto, Canada) merupakan penghargaan khusus karya unggulan kepada SMAGA Ponorogo dari Toronto, Kanada dan meraih Silver Medal (medali perak).

“Suatu kebanggaan Tim KIR SMAGA setelah berhasil lolos nasional, kemudian masuk finalis untuk berlaga di tingkat internasional,” ucap Kepala Sekolah SMAN 3 Ponorogo, DR. Sasmito Pribadi, M.Pd kepada kanalindonesia.com.

Ditambahkan Sasmito, kegiatan yang dilaksanakan dari tanggal 4-10 Desember 2024 di kota Kaoshiung, Taiwan tersebut dengan kompetitor dari komunitas karya ilmiah perguruan tinggi/para mahasiswa, karena peserta memang untuk kategori Karya Ilmiah Penelitian Remaja(KIR).

Keberhasilan yang diraih kelima siswi ini tidak secara instan, akan tetapi melalui proses panjang dengan ketekunan, kedisiplinan dan semangat tinggi serta bimbingan dari guru pendamping.

“Anak- anak melakukan penelitian, mencoba dan terus mencoba (trial and error),”tuturnya.

Penelitian dalam waktu kurang lebih 6 bulan. Sebelum diikutkan lomba juga telah melalui uji klinis dan kelayakan.

“Kemudian kita daftarkan, dikurasi secara nasional dan lolos. Merekapun berangkat untuk mengikuti laga final di negara penyelanggara dan akhirnya awarding,” pungkasnya.