Demo Tuntut Revisi Kebijakan 100 Hari Pemerintahan Prabowo-Gibran di DPRD Jatim, Berakhir Ricuh
SURABAYA KANALINDONESIA.COM – Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang tergabung dalam BEM Seluruh Indonesia dan BEM Nusantara menggelar aksi demo di depan gedung DPRD Jawa Timur, Kamis (15/02/2025).
Dalam aksinya, mahasiswa membawa berbagai spanduk dan berorasi menuntut transparansi serta keadilan dalam alokasi anggaran pendidikan, kesehatan, dan berbagai kebijakan pemerintah yang mereka nilai tidak berpihak kepada rakyat.
Mereka juga menolak pemotongan anggaran yang berdampak pada kesejahteraan tenaga pendidik, kesehatan, hingga implementasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mereka anggap berpotensi menekan sektor-sektor vital lainnya.
Meski sejumlah anggota DPRD Jatim datang menemui mereka, namun mereka bersikeras agar Ketua DPRD Jatim, Musyafak Rouf, hadir secara langsung untuk menerima tuntutan mereka.
Presiden BEM Universitas Airlangga (Unair), Aulia Thaariq Akbar, menegaskan bahwa mereka hanya ingin berbicara langsung dengan Ketua DPRD Jatim agar tuntutan mereka benar-benar didengar dan diteruskan ke pemerintah pusat.
“Kami ingin bertemu dengan Ketua DPRD Jatim agar apa yang menjadi tuntutan kami didengar, ditandatangani, dan diteruskan sampai pusat oleh Ketua DPRD Jatim. Kami tidak ingin hanya ditemui perwakilan,” unggap pemuda yang akrab disapa Atha di Surabaya.
Sementara itu, anggota DPRD Jatim, Abdullah Abu Bakar, yang menemui mahasiswa menegaskan bahwa pihaknya tetap akan menindaklanjuti tuntutan mahasiswa meskipun Ketua DPRD belum bisa menemui langsung.
“Apa yang menjadi tuntutan dari teman-teman mahasiswa pasti akan kami teruskan ke pusat. Kami memahami aspirasi yang disampaikan dan akan mengawalnya,” ujar Abdullah.
Senada dengan hal tersebut, Ketua Fraksi PKS DPRD Jatim, Lilik Hendarwati, juga menyampaikan bahwa tuntutan mahasiswa akan disampaikan kepada Ketua DPRD dan diteruskan ke pemerintah pusat.
“Kami akan sampaikan apa yang menjadi tuntutan mahasiswa. Saat ini, Ketua DPRD Jatim masih ada agenda di Jombang dan sedang dalam perjalanan menuju gedung DPRD Jatim,” terangnya.
Memenuhi tuntutan mahasiswa Ketua DPRD Jatim pun menemui mahasiswa, dan menerima kertas yang berisikan tuntutan agar disampaikan ke pemerintah pusat.
Uniknya mereka tidak puas dengan apa yang dilakukan oleh Musyafak. Mereka menuntut agar bisa menghubungkan mereka langsung dengan Presiden Prabowo Subianto, Pemerintah RI, atau Ketua DPR RI untuk menyampaikan aspirasi mereka secara langsung. Namun Musyafak mengaku tidak mempunyai nomer telpon kedua tokoh tersebut.
Berharap Musyafak keluar lagi memenuhi tuntutan mahasiswa, namun harapannya tidak terwujud, Hal ini memicu kekecewaan di kalangan demonstran yang semakin geram dan emosi.
Kekecewaan ini diluapkan pada pihak keamanan yang berjaga di depan gedung DPRD Jatim, “Bapak bapak ini punya otak nggak sih? Tuntutan kami kan mudah hanya ingin ketua dewan turun dan temui kami untuk membuktikan tuntutan kami sudah dilakukan,” ucap salah satu koordinator yang berada di mobil komando lewat pengeras suara.

Tak digubris, mahasiswa pun merengsek maju dan merusak kawat berduri yang dipasang didepan halaman DPRD Jatim. Tidak hanya itu beberapa demonstran melempar botol air mineral, batu, dan benda lainnya ke arah barikade aparat kepolisian yang berjaga.
Karena terus maju meski sudah diminta mundur , bentrokan pun tidak bisa dihalangi. Aksi saling dorong pun berlangsung. Pihak polisi lantas menyemprotkan air dari kendaraan water Canon yang merengsek maju membubarkan massa yang berusaha melawan. “Saya minta mundur. Silahkan berdemo dengan tertib dan baik,” ucap pihak polisi dari pengeras suara.
Aksi demo berakhir usai polisi mengerahkan pasukan huru hara membubarkan mahasiswa yang bergerombol didepan gedung DPRD Jatim. Nang




















