Melalui Self Empowerment Terapi Psikoreligius, Mochamad Ikwan Beri Solusi Mengurangi Kecemasan Jemaah Calon Haji di KBIHU Bryan Makkah
SURABAYA KANALINDONESIA.COM – Rangkaian kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang digagas oleh Mochamad Ikwan, dosen Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA), resmi ditutup pada akhir Juli 2025.
Program ini sendiri bertajuk “Pemberdayaan Diri (Self-Empowerment) Melalui Terapi Psikoreligius dalam Mengurangi Kecemasan Jemaah Calon Haji di KBIHU Bryan Makkah Surabaya”.
Kegiatan PkM yang berlangsung sejak bulan April hingga Juli 2025 ini memang cukup menarik dan signifikan untuk dibahas sebab bertujuan menjawab keresahan yang kerap dialami oleh para jemaah calon haji menjelang keberangkatan. Dari pengalaman yang terjadi sejumlah Jama’ah haji sering mengalami kecemasan karena kondisi fisik, lingkungan baru, hingga perpisahan dengan keluarga. Sehingga Mochamad Ikwan menilai persoalan ini layak menjadi
fokus utama dalam program ini.
“Alhamdulillah semua berjalan sukses, dengan berbagai bahasan yang kita fokuskan pada prilaku jamaah yang sering mengalami kecemasan akibat kondisi fisik , lingkungan baru termasuk perpisahan dengan keluarga,” kata Ikwan, Rabu (30/7/2025).

Mochamad Ikwan menjelaskan Program ini dilaksanakan melalui tiga pendekatan utama. Pertama, yaitu melalui seminar dan workshop yang membekali jemaah dengan pemahaman tentang dzikir dari perspektif psikologi dan spiritualitas Islam, serta pelatihan teknik dzikir yang efektif untuk menenangkan pikiran dan jiwa.
“Kami ingin menghadirkan solusi yang bukan hanya bersifat sementara, tapi benar-benar menyentuh aspek terdalam dari diri jamaah. Dzikir bukan hanya ritual, tapi terapi jiwa. Jika ini dibiasakan, maka akan lahir ketenangan batin yang stabil, termasuk dalam menghadapi ibadah haji yang penuh tantangan,” jelas Ikwan.
Kedua lanjut Ikwan, berupa pendampingan individual diberikan kepada jemaah dengan tingkat kecemasan tinggi melalui sesi konsultasi personal, guna membekali mereka dengan strategi koping yang sesuai. Sedang yang ketiga, dengan membentuk kelompok dukungan (support group) sebagai wadah berbagi pengalaman dan motivasi, serta menjaga komitmen dalam mengamalkan dzikir secara berkelanjutan. Pendekatan ini memperkuat solidaritas dan mempercepat pemulihan mental jemaah. WiKepada KanalIndonesia Com, Mochamad Ikwan menjelaskan bahwa pendekatan psikoreligius ini didasarkan pada keyakinan bahwa kecemasan psikologis dapat diredakan dengan pendekatan yang menyentuh aspek ruhani.
Lantas bagaimana melihat indikasi keberhasilan atas program dengan tiga pola ini ? Ikhwan menegaskan tingkat progres positif ini terlihat dari peningkatan sikap optimis dan kesiapan mental para jemaah calon haji menjelang keberangkatan dan pasca kepulangannya.
“Beberapa jemaah yang awalnya terlihat sangat cemas kini mampu lebih tenang, mulai awal keberangkatan sampai tiba kepulangan di tanah air. Ini bukti bahwa pendekatan spiritual yang tepat dapat memberikan dampak signifikan dalam meningkatkan kualitas ibadah,” tambahnya.
Sebagai bagian dari keberlanjutan program, evaluasi dilakukan pada akhir Juli 2025 dengan mengundang seluruh peserta, tim pendamping, serta pengurus KBIHU Bryan Makkah. Rencananya, pendekatan ini akan diintegrasikan dalam program pembinaan rutin KBIHU ke depan, serta menjadi model pembinaan psikoreligius yang bisa direplikasi di tempat lain. Nang



















