Bupati Sugiri: Ponorogo Siap Jadi Tuan Rumah Peringatan HSN ke-X Tahun 2025

ARSO 30 Sep 2025 KANAL PONOROGO
Bupati Sugiri: Ponorogo Siap Jadi Tuan Rumah Peringatan HSN ke-X Tahun 2025

PONOROGO, KANALINDONESIA.COM: Kabupaten Ponorogo telah resmi ditetapkan sebagai lokasi untuk peringatan Hari Santri Nasional (HSN) yang ke-X di tahun 2025, yang rencananya akan diselenggarakan pada tanggal 22 Oktober.

Penegasan ini disampaikan langsung oleh Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, setelah bertemu dengan beberapa tokoh pesantren dari Jawa Timur di Pringgitan, pada hari Senin, 29 September 2025.

Dalam pertemuan tersebut, hadir juga KH. Luqman Harist Dimyathi (Pengasuh Ponpes Termas di Pacitan), KH. Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans (Pengasuh Ponpes Darul Ulum di Jombang), serta Nyai Munif Djazuli (Pimpinan Ponpes Ploso di Kediri).

Bupati Sugiri menyampaikan bahwa peringatan HSN tahun ini akan menjadi momen penting untuk mendeklarasikan Gerakan Ayo Mondok (GAM), yang merupakan gerakan yang menggarisbawahi signifikan pendidikan karakter di pesantren.

“Gerakan ini sangat positif. Kurikulum di pondok tidak hanya berkaitan dengan ilmu atau ngaji, tetapi juga penanaman karakter melalui teladan para kiai. Oleh karena itu, GAM menjadi gerakan kolektif untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya mondok,” ujarnya Bupati Sugiri.

Walau begitu, Bupati Ponorogo belum menetapkan tanggal pastinya untuk acara puncak HSN di Aloon-Aloon Ponorogo. “Tanggalnya akan ditentukan kemudian, kami akan membahasnya lagi termasuk seluruh rangkaian acaranya,” tambahnya.

Sementara itu, KH. Luqman Harist Dimyathi menjelaskan bahwa Ponorogo dipilih sebagai pusat peringatan HSN karena memiliki sejarah pesantren yang mendalam. Salah satu contohnya adalah Pesantren Tegalsari yang didirikan oleh Kiai Ageng Muhammad Besari sekitar tahun 1675.

“Berdasarkan sejarah tersebut, kami ingin membawa HSN ke Ponorogo. Selain perayaan, akan ada Halaqoh Nasional di Ponpes Mayak. Reog Ponorogo juga akan dipertunjukkan, karena sudah diakui oleh UNESCO. Kami berharap, pesantren juga dapat diakui sebagai warisan budaya dunia,” jelas Gus Lukman.

Hal serupa juga disampaikan oleh Gus Hans, pihaknya sedang mengembangkan peta jalan untuk mengakui pesantren sebagai warisan budaya tak benda UNESCO.

Dia menekankan bahwa pesantren bukan hanya tempat pendidikan, tetapi juga bagian dari budaya Nusantara yang sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka.

“Pesantren dan budaya memiliki hubungan yang sangat erat, dan kami akan memperlihatkan ini melalui acara ini,” tekan Gus Hans.

Selain perayaan, HSN tahun ini juga akan menjadi kesempatan untuk meluncurkan Gramedia Network, sebuah jaringan media pesantren di seluruh Indonesia yang diharapkan dapat menjadi garda terdepan dalam publikasi kegiatan pesantren.

“Launching Gramedia Network akan dilakukan di Ponorogo. Akan ada banyak kegiatan menarik lainnya. Semoga mendapat sambutan yang hangat dari masyarakat,” tutup Gus Hans.