Kadin Indonesia Dorong Kolaborasi Publik–Swasta untuk Transformasi Keterampilan dan Lapangan Kerja

Kadin Indonesia Dorong Kolaborasi Publik–Swasta untuk Transformasi Keterampilan dan Lapangan Kerja

JAKARTA, KANALINDONESIA.COM: Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Novyan Bakrie menekankan pentingnya kolaborasi publik-swasta yang lebih erat dan terkoordinasi guna memperkuat daya saing Indonesia di tengah percepatan transisi ekonomi global.

Hal ini disampaikan Anin, sapaan akrab Anindya, dalam acara peluncuran program Indonesia Jobs and Skills Accelerator yang digagas oleh World Economic Forum (WEF) bersama Kementerian PPN/Bappenas di Jakarta International Convention Center (JICC).

Dalam acara yang menjadi rangkaian gelaran Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2025 ini, Anin menggarisbawahi bahwa ekonomi Indonesia saat ini tengah mengalami perubahan struktural besar yang didorong oleh transisi hijau, digitalisasi, dan pergeseran rantai nilai global. Menurutnya, perubahan ini tidak bisa hanya ditopang oleh satu sektor saja. Dibutuhkan sinergi antara inovasi dan investasi sektor swasta dengan kerangka kebijakan, sistem keterampilan, dan dukungan pemerintah yang solid.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan sangat bergantung pada kolaborasi yang lebih dalam dan terarah antara sektor publik dan swasta. Dunia usaha telah menjadi motor inovasi dan penciptaan lapangan kerja. Namun untuk memperluas dampak, kita perlu memastikan adanya keselarasan kebijakan, investasi yang tepat sasaran dalam pengembangan SDM, serta keterhubungan antara kebutuhan industri dan prioritas pembangunan nasional,” ujar Anin.

Anin menambahkan, program Indonesia Jobs and Skills Accelerator adalah inisiatif kolaboratif yang dirancang untuk mempertemukan pelaku usaha, pembuat kebijakan, akademisi, dan masyarakat sipil dalam merancang solusi bersama untuk menjembatani kesenjangan keterampilan dan memperluas kesempatan kerja yang inklusif. Melalui sinergi data dan analisis dari WEF dengan kepemimpinan lokal Kadin dan Bappenas, inisiatif ini akan memperkuat pengambilan kebijakan berbasis bukti dan mempercepat tindakan kolektif lintas pemangku kepentingan.

“Program ini menjadi katalis bagi upaya skilling, reskilling, dan upskilling tenaga kerja Indonesia agar lebih adaptif terhadap kebutuhan industri yang terus berkembang, sekaligus memastikan inklusivitas bagi perempuan, penyandang disabilitas, dan pekerja informal,” tambah Anin.

Lebih jauh, Anin menekankan bahwa fokus accelerator pada prinsip gender equality, disability inclusion, dan social equity (GEDSI) sejalan dengan visi Kadin untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang merata dan berkeadilan. Dengan menggabungkan ekosistem kewirausahaan Indonesia dan kebijakan pemerintah yang visioner, diharapkan akan lahir tenaga kerja yang tangguh, terampil, serta siap menghadapi peluang ekonomi digital dan rendah karbon.

“Indonesia Jobs and Skills Accelerator adalah contoh nyata bagaimana kemitraan publik–swasta dapat menerjemahkan tujuan bersama menjadi dampak nyata bagi pembangunan nasional dan daya saing global,” tutup Anin.

Selain Anin, turut hadir dalam sesi ini  Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, CEO Sintesa Group, Shinta W. Kamdani, serta Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Kependudukan, dan Ketenagakerjaan Bappenas, Maliki, 

World Economic Forum Future of Jobs Report 2025 menyebutkan, sekitar 22% pekerjaan global akan berubah dalam lima tahun ke depan, dengan 170 juta pekerjaan baru tercipta dan 92 juta pekerjaan hilang. Lima pendorong utama perubahan ini mencakup percepatan teknologi, transisi hijau, perubahan demografi, fragmentasi geoekonomi, dan ketidakpastian ekonomi global.(*)