Langkah Jumping Bupati Sugiri: Angkat Budaya Ponorogo Menuju Panggung Dunia
PONOROGO, KANALINDONESIA.COM: Bumi Reog kembali membuktikan diri di kancah global. Di bawah kepemimpinan Bupati Sugiri Sancoko, atau yang akrab disapa Kang Giri, Ponorogo berhasil melakukan “langkah jumping” signifikan, membawa warisan budaya lokal ke pengakuan dunia. Puncak keberhasilan ini ditandai dengan penetapan Ponorogo sebagai bagian dari UNESCO Creative Cities Network (UCCN) untuk kategori Crafts and Folk Art.
Pengakuan global dari UNESCO ini menjadi loncatan besar bagi Ponorogo, melengkapi status ikoniknya, Reog Ponorogo, yang sebelumnya telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (ICH) UNESCO.
Bupati Sugiri Sancoko menegaskan bahwa pengakuan ini bukan akhir, melainkan awal untuk lompatan kemajuan berikutnya. “Ini adalah kemenangan rakyat Ponorogo. Kami tidak hanya mengandalkan Reog, tetapi berupaya menguatkan seluruh ekosistem kreatif daerah,” ujar Kang Giri.
Untuk menguatkan citra sebagai Kota Kreatif Dunia, Pemerintah Kabupaten Ponorogo gencar menggelar berbagai kegiatan budaya berskala besar, salah satunya adalah “Ponorogo Intimate”—pagelaran rutin yang menyulap jalanan kota menjadi panggung seni, budaya, kuliner, dan ekonomi kreatif.
“Kita ingin kreativitas meluas ke berbagai cabang seni. Ponorogo tidak hanya terkenal dengan Reog, tapi juga dengan seni tari, seni rupa, musik, kriya, dan semua potensi kreatifnya. Pengakuan UNESCO adalah ruang kolaborasi dan magnet investasi budaya dunia,” tambah Kang Giri.
Keberhasilan dalam mengangkat citra budaya ini berbanding lurus dengan pertumbuhan sektor ekonomi kreatif (ekraf) lokal. Dengan bergabungnya Ponorogo ke dalam jejaring 408 kota kreatif dunia, pintu kolaborasi dan promosi internasional terbuka lebar.
Diharapkan, “langkah jumping” ini mampu memantik semangat inovasi bagi para seniman, budayawan, dan pelaku usaha kreatif di Ponorogo untuk terus berkreasi sambil berpegang teguh pada identitas budayanya. Upaya masif Pemkab Ponorogo di bawah kepemimpinan Sugiri Sancoko ini menjadi contoh nyata bagaimana konsolidasi ekosistem kreatif berbasis budaya lokal dapat membawa dampak global dan pembangunan berkelanjutan.





















