Berdayakan Bank Sampah Desa, Cara Reland Center Bintang Sejahtera Bertahan di Tengah Pandemi

ARSO 03 Des 2023 KANAL NUSA TENGGARA, Lifetrend

MATARAM, KANALINDONESIA.COM – Founder Lembaga Generasi Bintang Sejahtera NTB, Febriarti Khairunnisa menyatakan Indonesia merupakan penyumbang sampah ke laut dunia kedua tertinggi setelah China. Hal ini menyebabkan pencemaran serius baik di darat, laut maupun udara.

“Ada sekitar 64 juta ton sampah terbuang ke laut lepas akibat masyarakat yang membuang sampah ke drainase, sungai, dan kanal setiap hari. Hal ini sangat terkait dengan kurangnya kesadaran masyarakat, lemahnya sistem, dan infrastruktur,” kata Febriarti Khairunnisa, dalam keterangannya, Selasa (3/12/2023).

Oleh karena itu, selama lebih dari 13 tahun terakhir Bintang Sejahtera dengan entitas kelembagaan Generasi Bintang Sejahtera telah membantu membangun kesadaran, meningkatkan kapasitas dan memberikan pembinaan bagi masyarakat.

Termasuk pemberdayaan ekonomi dan pengelolaan sampah melalui pembentukan dan pendampingan lebih dari 275 jaringan Bank Sampah Desa di seluruh NTB yang tersambung dengan rantai pasokan industry daur ulang di Indonesia.

“Konsep Bank Sampah mudah diterima secara luas di kalangan masyarakat terutama masyarakat desa dikarenakan kemampuan menggabungkan pendekatan berbasis komunitas dan pendekatan ekonomi dan bisnis,” ujarnya.

“Dimana masyarakat melalui komunitas kecilnya diajak dan didorong untuk melihat sampah sebagai sumber daya yang dapat dijadikan komoditas ekonomi melalui pemilahan yang tertib dan teratur,” imbuh  Febriarti Khairunnisa.

Untuk mendukung tujuan tersebut, maka Bintang Sejahtera sejak tahun 2018 mengembangkan konsep pusat daur ulang, pembelajaran dan pengembangan terpadu untuk pengelolaan sampah (Recycling, learning and development center) yang disingkat Reland Center.

Namun, krisis Covid-19 yang menghantam berbagai sector termasuk sector industry daur ulang pada tahun 2020 membuat bisnis daur ulang sempat terhenti sehingga Reland Center kemudian hanya bisa melakukan kampanye dan pembelajaran pengelolaan sampah.

Bak gayung bersambut, Reland Center mendapatkan dukungan pendanaan dari berbagai pihak diantaranya Pemerintah Selandia Baru melalui Head of Embassy Fund (HEF) 2020 dan Pemerintah Australia melalui Alumni Grant Scheme dan Allison Sudrajat Prize 2020.

“Dukungan-dukungan ini kemudian membantu Reland Center mampu tetap eksis di tengah pandemi menjalankan fungsi sebagai media kampanye dan edukasi baik online maupun offline untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pemilahan sampah,” papar Febriarti Khairunnisa.

Melalui bantuan dana hibah dari Head of Embassy Fund (HEF) New Zealand, salah satu terobosan penting yang dilakukan Bintang Sejahtera selama Pandemi Covid-19 berlangsung adalah mengembangkan tutorial serta kelas virtual sehingga kampanye kesadaran.

Kemudian program peningkatan kapasitas, komunikasi dan layanan untuk 275 jaringan bank sampah di seluruh Provinsi Nusa Tenggara Barat dapat terus dilakukan.

Pembelajaran tersebut dapat dengan mudah diakses melalui kanal-kanal online seperti youtube dan facebook (Bintang Sejahtera NTB), dan Instagram (bintang_sejahtera_ntb), serta website www.bintangsejahtera.co.id.

Sementara, Ketua Lembaga Generasi Bintang Sejahtera NTB Lalu Irfan Hadimi menyampaikan bahwa dukungan dari Head of Embassy Fund (HEF) New Zealand juga membuat Reland Center mampu menyajikan inovasi, teknologi tepat guna dan praktik-praktik terbaik dalam penanganan sampah padat.

Seperti pembuatan batako dan paving block dari limbah kaca dan plastik kemasan (residu), dan laboratorium pengolahan sampah organik di mana individu dan kelompok kecil orang dapat mempelajari lebih lanjut dan melakukan praktik teknis untuk mengolah sampah organik dan anorganik.

“Dengan konsep Ekonomi Sirkular, Bintang Sejahtera dapat memonetisasi produk akhir untuk memperkuat dan mempertahankan keberlanjutan dampak sosial ekonomi dan lingkungan dari pengelolaan sampah berbasis masyarakat,” kata Lalu Irfan Hadimi.(dan_kanalindonesia.com)