Peringatan Hari Jadi ke- 283 Dan Sedekah bumi Desa Pedagangan Gresik, Warga Sangat Antusias dan Guyup Rukun

ARSO 14 Mar 2023

GRESIK,KANALINDONESIA.COM: Desa Pedagangan Kecamatan Wringinanom Kabupaten Gresik, Jawa Timur, helat peringatan hari jadi yang ke 283 dan gelar doa bersama, melalui ruwat desa, momentum tersebut digelar di pendopo Balai Desa, desa setempat.

Ruwat desa atau istilah sekarang lebih dikenal dengan sedekah bumi, ini adalah tradisi adat kuno yang sejak dulu telah dilakoni oleh nenek moyang kita.

Zaman dulu, tradisi doa bersama dan penghormatan kepada leluhur ini adalah sesuatu yang sakral, biasanya dilakukan di tempat-tempat sakral, seperti, makam kuno/leluhur, punden, kayu besar yang dikeramatkan dan orang dulu mereka tidak berani melewatkan momen tersebut.

Kala itu, mereka meyakini apabila tidak menyuguhkan sesajen pada bulan-bulan tertentu pada leluhurnya, akan ada bencana, atau sesuatu yang kurang baik, begitu juga ketika mengharapkan sesuatu, misalnya mengharap hasil panennya melimpah, dijauhkan dari hama wereng dan tikus, yang kerap mengganggu tanaman atau memohon kesembuhan ketika ada keluarga yang sakit dan sebagainya, selalu mengadakan acara kenduri bersama dengan mengundang tetangga dilingkungan, untuk berdo’a bersama sesuai hajat yang diinginkan.

Seiring dengan berkembangnya zaman, teknologi semakin canggih semua serba instan. Lelaku nguri-uri warisan leluhur adalah hal yang menarik ditengah peradaban zaman, dimana jiwa anak muda diera milenial ini sudah tidak terpikirkan untuk melestarikan apalagi mempertahankan.

Sedangkan, cara untuk menghormati dan menyampaikan wujud syukur terhadap sesepuh desa, itu bermacam-macam sesuai adat desa masing-masing. Seperti halnya, larung gunungan hasil panen atau tumpeng ke sungai, ada yang menggelar kesenian tradisional ujung, ada yang mempersembahkan pertunjukan wayang kulit, tukar tumpeng antar warga, dan mengumandangkan sholawat yang dipimpin oleh seorang habib.

Seperti halnya, peringatan hari jadi ke 283 dan Ruwat Desa, Desa Pedagangan, Gresik. Acara bersih desa itu dilaksanakan selama dua hari sejak Senin, 13 – 14/3/2023). Pada hari Senin malam di pendopo Balai Desa setempat, diadakan pembacaan sholawat akbar yang dipimpin oleh seorang habib ternama.

Untuk hari, Selasa pagi (14/3) diadakan acara lomba lato-lato tingkat anak seusia Sekolah Dasar (SD) dan remaja.

Dalam sambutannya, Kepala Desa Pedagangan, Harun menyampaikan, momentum ini, selain acara ruwatan desa, kegiatan ini termasuk peringatan hari jadi Desa Pedagangan yang ke 283.

“Terimakasih kepada warga, atas partisipasi dan gotong-royongnya sehingga acara ini dapat terselenggara dengan baik,”katanya.

“Berkat kerjasama panjenengan semua, desa kita semakin maju semakin baik, satu persatu polemik dapat kita pecahkan, ini dalam berkat dukungan panjenengan semua, tanpa panjenengan semua kami bukanlah apa-apa, apabila ada kurang lebihnya dalam memimpin pemerintahan desa, kami hanyalah manusia biasa, tak luput dari kesalahan, jangan segan-segan untuk mengingatkan,”sambungnya.

“Kami berharap, dengan acara tatap muka ini, uneg-uneg panjenengan dapat disalurkan, dan yang mempunyai ide-ide kreatif, khususnya para kaula muda dapat menyumbangkan pikiran positif itu ke desa. Saat ini kami dalam tahap menggali potensi desa, baik disektor Sumber Daya Manusia (SDM) dan enterpreneur, yang kemudian dapat diimplementasikan dan dikembangkan di Badan Usaha Milik Desa (BUMdesa), nantinya dapat bermanfaat bagi warga semua. Minimal dapat menekan angka pengangguran,”lanjutnya.

Dipuncak acara, momen sedekah bumi itu menghadirkan seorang tausiyah ternama dari desa setempat, yakni KH.Basori, dalam tausiyahnya kyai Basori mengupas tentang sejarah terbentuknya sebuah negara. Pihaknya mengatakan,”sebelum negara ini terbentuk, sebelumnya adalah suatu kerajaan, sebelum Kerajaan adalah sebuah kekhalifahan hingga sampai zaman Nabi,”paparnya.

“Artinya, kita yang hidup di zaman sekarang agar tidak melupakan jasa Kholifah dan para perjuangan terdahulu. Atas jerih payahnya, mewariskan budi pekerti yang luhur, adat istiadat, tata krama yang baik, terhadap sesama, sehingga kita dapat mengimplementasikan di kehidupan di era milenial ini,”pungkasnya.

Hadir dalam momentum sedekah bumi di Desa Pedagangan, Camat Wringinanom, Dwi Purbo, Kepala Desa Pedagangan, Harun, BPD, LPMD, dan unsur lembaga desa serta tokoh agama dan tokoh masyarakat.

Sekedar informasi, dalam perhelatan ruwat desa itu juga disampaikan pejabat kepala desa dari masa ke masa, hal tersebut, untuk memberikan pengetahuan kepada generasi muda sekarang sejarah pejabat kepala desa terdahulu. Sejak tahun 1930 hingga sekarang, Desa Pedagangan dipimpin oleh 7 Kepala Desa.

Pada tahun 1930 Desa Pedagangan dipimpin oleh, Kaserun, dengan masa bhakti 1930 hingga tahun 1945. Yang kedua, Kerto Djojo dengan masa bhakti 1945 hingga tahun 1955. Yang ketiga, Braham dengan masa bhakti 1955 hingga 1963. Yang keempat, G.Mulyoto, dengan masa bhakti 1965 hingga 1991. Yang kelima, H.Marli, dengan masa bhakti 1991 hingga 2007. Yang keenam, H. Supranoto dengan masa bhakti, 2007 hingga 2019 dan yang terakhir adalah, Harun dengan masa bhakti tahun 2019 hingga sekarang. (Irwan_kanalindonesia.com)