Mengenang Tragedi Tiananmen 34 Tahun lalu
JAKARTA, KANALINDONESIA.COM: Pada tanggal 4 Juni 1989, terjadi sebuah tragedi yang mengguncangkan dunia dan membekas dalam ingatan kolektif sebagai “Tragedi Tiananmen”. Pada hari itu, ribuan mahasiswa dan penduduk Beijing berkumpul di Lapangan Tiananmen untuk menyuarakan tuntutan demokrasi, kebebasan, dan reformasi politik di Republik Rakyat Tiongkok. Namun, apa yang dimulai sebagai gerakan damai berujung pada bentrokan berdarah dengan pemerintah Tiongkok yang mengakibatkan korban jiwa yang tak terhitung jumlahnya. Artikel ini akan membahas latar belakang, peristiwa, dan dampak Tragedi Tiananmen dalam konteks sejarah dunia.
Pada tahun 1989, Republik Rakyat Tiongkok telah mengalami perubahan ekonomi dan sosial yang signifikan setelah periode isolasi dan stagnasi sejak Revolusi Budaya pada tahun 1960-an. Reformasi ekonomi yang dimulai oleh Deng Xiaoping membawa pertumbuhan ekonomi yang pesat, namun ketegangan politik dan ketidakpuasan masyarakat juga mulai timbul. Para mahasiswa dan intelektual muda mulai menuntut reformasi politik dan kebebasan berbicara.
Pada awal Mei 1989, ribuan mahasiswa berkumpul di Lapangan Tiananmen untuk melakukan aksi protes damai. Mereka mengadvokasi kebebasan berbicara, anti-korupsi, dan reformasi demokratis. Aksi protes ini mendapat dukungan luas dari masyarakat Beijing, yang juga merasa tidak puas dengan kondisi politik saat itu.
Namun, pada tanggal 20 Mei, pemerintah Tiongkok mengumumkan hukuman mati bagi para pemimpin aksi protes, menggambarkan mereka sebagai kontrarevolusioner. Pengumuman ini memicu kemarahan dan lebih banyak orang bergabung dalam aksi protes. Pada tanggal 3 Juni, pemimpin Partai Komunis Tiongkok memutuskan untuk menggunakan kekerasan untuk menghentikan protes tersebut.
Malam itu, pasukan militer bersenjata dengan senjata api dan kendaraan lapis baja dikerahkan untuk membubarkan para pengunjuk rasa di Lapangan Tiananmen. Aparat keamanan menggunakan kekuatan mematikan terhadap para demonstran yang mayoritas tidak bersenjata. Banyak yang terluka dan tewas dalam serangan tersebut, dan jumlah korban pastinya masih menjadi kontroversi hingga saat ini.
Tragedi Tiananmen mencoreng citra pemerintah Tiongkok di mata dunia. Tanggapan internasional terhadap tragedi ini bervariasi, tetapi kebanyakan negara mengutuk penggunaan kekerasan yang berlebihan oleh pemerintah Tiongkok. Beberapa negara menghentikan hubungan diplomatik dengan Tiongkok atau memberlakukan sanksi ekonomi.(Aring_kanalindonesia.com)