Pedagang Pasar Babat Keluhkan Omzet Turun Akibat Penjualan Online
LAMONGAN, KANALINDONESIA.COM: Pedagang di pasar Babat yang berada di kecamatan Babat kabupaten Lamongan Jawa Timur akhir akhir mulai merasakan dampak dari adanya penjualan online atau online shop hingga omset penjualan para pedagang terjun bebas.
Sepinya pembeli hingga omset yang turun drastis dialami oleh Hanifah (40), salah satu pedagang grosir dan eceran baju di Pasar Babat. Ia mengungkapkan lapak dagangannya kini jarang disinggahi oleh pembeli.
“Dulu ketika ada marketplace seperti Shopee, Lazada itu tidak begitu berpengaruh dan masih ada pengunjung walaupun sudah turun. Lalu setelah ada jualan lewat Tiktok shop itu sekarang mulai tambah sepi pembeli,” kata Hanifah ditemui wartawan di stand bedak dagangannya, Kamis (14/9/2023).
Hanifah mengaku sebelum banyak online shop dirinya bisa mendapatkan omzet sebanyak Rp 2 sampe Rp 5 juta per hari. Bahkan saat mendekati lebaran bisa 4 kali lipat dari hari hari biasa.
Tapi saat ini omzetnya terjun bebas karena banyak para pelanggannya beralih untuk membeli barang dari online shop serta TikTok shop.
“Padahal dulu saat ramai dapatkan uang 2 juta atau 3 juta sehari mudah karena rame, sekarang sepi seperti sampeyan lihat sendiri” keluhnya.
Dari pantauan di lapangan, banyak lapak atau los toko di pasar Babat banyak yang tutup bahkan beberapa diantara ada tulisan dijual atau disewakan. Keadaan di lorong pasar juga jarang orang terlihat kalaupun ada mereka adalah karyawan toko di pasar atau pedagang nyaris tiap sudut lapak di Pasar Babat sepi pengunjung. Tak ada yang datang untuk melihat atau membeli pakaian.
Sementara para pedagang ada yang merapikan barang dagannya, mengobrol dengan rekan sesama pedagang di kanan kirinya juga ada menatap ponsel sembari menanti kehadiran pembeli.
Hanifah sempat menjajal untuk menawarkan barang dagangannya melalui media sosial. Tapi usahanya tak semujur orang lain, karena apa yang dilakukannya tak mampu mendatangkan pembeli.
“Banyak yang bilang kenapa gak jual lewat online atau live, kenyataannya itu juga tidak mudah. Tetap kalah sama yang pengikutnya banyak, kalah sama yang banyak promonya,” ujarnya.
Ketika ditanya mengapa tidak menggunakan aplikasi Pasar Online Lamongan (POL) yang diluncurkan oleh Perumda Pasar kabupaten Lamongan hampir semua pedagang yang ditemui mengatakan tidak mengetahui program inovasi unggulan kabupaten Lamongan POL (Pasar Online Lamongan) yang masuk Top 99 Inovasi Pelayanan Publik kementrian PANRB.
“Mbuh Mas opo POL iku. ngertiku yo POL POL an” pungkas dia sambil tertawa. (Fat)








