Jelang 1 Suro, Tiga Pusaka Ponorogo Dikirab

PONOROGO, KANALINDONESIA.COM: Tiga pusaka Ponorogo dikirab dari komplek makam Bathoro Katong yang berada di Setono, Kota Lama menuju ke Pringgitan Kutho Tengah menjelang 1 Suro 1446 H, Sabtu(06/07/2024).
Ketiga pusaka Ponorogo tersebut yaitu Payung Song Song Tunggul Wulung, Tombak Tunggul Nogo dan Angkin Cinde Puspito.
Prosesi pemberangkatan dilakukan oleh Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko didampingi Wakil Bupati Lisdyarita dan Forkopimda Kabupaten Ponorogo.
Dibawa dengan berjalan kaki dan diikuti oleh Bupati, Wakil Bupati beserta Forkopimda,yang mengendarai kereta kuda, ketiga pusaka tersebut kemudian dilakukan jamasan di depan Paseban alon-alon Ponorogo yang selanjutnya disimpan kembali di Pringgitan atau rumah dinas bupati.
“Yang kami arak ini bukanlah benda, akan tetapi spirit dan makna yang mendalam simbol dari pusaka tersebut,” ucap Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko.
Bupati Sugiri Sancoko menyampaikan tentang makna filsofis dari tiga pusaka Ponorogo ini.
Pusaka pertama yaitu Tombak Tunggul Wulung dimaknainya sebagai representasi keberanian dan jiwa kepemimpinan yang siap menjadi garda terdepan dalam membela masyarakat.
“Seorang pemimpin jangan mengorbankan rakyat untuk keselematannya sendiri, harus pasang dada di depan rakyatnya, sehingga kenapa dinamai Tunggul Wulung,” tegasnya.
Untuk pusaka kedua yaitu Songsong Tunggul Nogo yang berwujud payung, dimaknainya seorang pemimpin harus memiliki jiwa yang luhur dan melindungi rakyatnya.
“Leluhur kami mengharapkan bahwa seorang pemimpin harus bisa mengayomi seperti payung,” ulasnya.
Sedangkan pusaka ketiga yaitu sabuk Cinde Puspito, sebagai simbolisasi pemimpin yang harus mampu menahan diri dan tak hanya memikirkan perutnya sendiri.
“Pemimpin harus mengencangkan ikat pinggang, dan jangan rakus, jangan sombong dan usil,” tuturnya.
Sepanjang jalan yang dilewati rombongan pengarak pusaka, warga berjubel untuk menyaksikan event rutin tahunan menjelang satu suro ini.
Selain ketiga pusaka utama tersebut turut dikirab dua pusaka lain yaitu pusaka Bromo Geni yang merupakan hadiah dari Jepara dan keris Ki Pamong Angon Geni.