Ahli Hidrologi Ingatkan Masyarakat Tetap Waspada akan Bencana Hidrometeorologi

- Editor

Kamis, 29 September 2022 - 10:18 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JAKARTA, KANALINDONESIA.COM: Perubahan cuaca ekstrem yang terjadi akhir-akhir ini diperparah ulah manusia membuka lahan perkebunan di areal hutan menimbulkan tren bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, tanah bergerak dan banjir bandang.

Untuk itu segera dilakukan penguatan upaya mitigasi perubahan iklim Indonesia yang saat ini sedang menjadi sorotan dunia sebagai Presidensi G20 sepanjang tahun ini.

Demikian dikatakan Ahli Hidrologi Yanto, PhD. saat menjadi pembicara diskusi publik dwi mingguan yang diselenggarakan Persaudaraan Jurnalis Muslim Indonesia (PJMI) dan Barusan Nusantara (BN) dengan bertema “Kaitan Cuaca Ekstrem dan Bencana Hidrometeorologi” di Jakarta, Rabu (28/9/2022).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Tren jumlah bencana Hidrometeorologi selalu naik setiap tahun yang mulai terjadi tahun1980 di mana awal terjadinya perubahan iklim,” ujar Yanto.

Dimoderatori Sekjen PJMI W. Suratman, Yanto mengatakan bahwa kebutuhan untuk melakukan upaya dan strategi pemerintah dalam penanganan perubahan iklim sangat mendesak karena bencana kekeringan dan banjir semakin berdampak pada kehidupan banyak orang, khususnya masyarakat Indonesia.

“Kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan iklim perlu ditingkatkan, selain tentunya dengan cepat melakukan pengurangan emisi karbon,” katanya.

Baca Juga :  Dok, DPR RI Sahkan UU Desa, Jabatan Kades Jadi 8 Tahun

Yanto juga menyoroti pentingnya menanamkan kesadaran pada masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana agar masyarakat lebih siap dan tidak khawatir akan adanya ancaman bencana yang bisa datang kapan saja.

“Ketangguhan Bencana pada masyarakat diharapkan menjadikan masyarakat mengerti bagaimana menyikapi bencana hidrometeorologi yang sebenarnya,” ucapnya.

Yanto juga memaparkan merujuk data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sejak awal tahun 2022 hingga Selasa (27/9), tercatat 2.597 bencana terjadi di Indonesia yang didominasi oleh bencana cuaca ekstrem, banjir dan tanah longsor.

Bencana alam menimbulkan korban meninggal dunia 144 jiwa, hilang 25 jiwa, 750 luka-luka dan terdampak dan mengungsi 3.010.512 jiwa.

Adapun, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat telah mengeluarkan beberapa peringatan dini cuaca ekstrem. Sejumlah wilayah yang masuk ke dalam kategori waspada potensi cuaca ekstrem meliputi beberapa kawasan, mulai dari Aceh hingga Papua Barat.

Rangkaian peristiwa bencana hidrometeorologi terjadi saat penyelenggaraan Presidensi Indonesia di G20, saat pemerintah berkomitmen untuk mengatasi perubahan iklim dan mengelola lingkungan secara berkelanjutan.

Baca Juga :  MKMK Jatuhkan Sanksi Tertulis Pelanggaran Etik Hakim Konstitusi Anwar Usman

Secara geografis, Indonesia berada di wilayah lingkaran cicin api pasifik (ring of fire) dimana merupakan pertemuan tiga lempeng tektonik dunia, Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik, menyebabkan Indonesia sebagai wilayah yang rawan bencana.

Oleh sebab itu, pentingnya bagi warga masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana, untuk terus melakukan upaya-upaya kesiapsiagaan menghadapi bencana.

“Paradigma kita terhadap bencana sudah berubah dari respon ke kesiapsiagaan, sejarah transformasi kelembagaan penanggulangan bencana dimulai setelah terjadinya bencana Tsunami Aceh tahun 2004,” jelas Yanto.

Sementara itu, Sekjen Barisan Nasional (BN) Dr. Suryadi Nomi, mengapresiasi diskusi publik dwi mingguan ini. Dia mengharapkan diskusi ini menjadi trendsetter isu-isu yang dapat mencerahkan masyarakat.

“Kerjasama program sinergi ini harus terus berlanjut. Kami memiliki pakar dan cendekiawan yang mumpuni di bidangnya masing-masing,” katanya.

Suryadi juga menyatakan, kehadiran media sangat strategis dalam memberikan edukasi dan peringatan yang dapat merubah kehidupan masyarakat menjadi lebih baik

“Peran media dalam kehidupan sehari-hari yakni sebagai komunikator serta agen perubahan dan sarana interaksi,” pungkasnya. (Rudi_Kanalindonesia.com)

Berita Terkait

DPR Tetapkan Keanggotaan Pansus RUU Paten
Tim Prabowo-Gibran: Dalil Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Salah Kamar
Dok, DPR RI Sahkan UU Desa, Jabatan Kades Jadi 8 Tahun
MKMK Jatuhkan Sanksi Tertulis Pelanggaran Etik Hakim Konstitusi Anwar Usman
Dua Hakim Agung Diperiksa KPK sebagai Saksi Terkait Kasasi Kasus KM 50
Hadapi Gugatan AMIN dan Ganjar-Mahfud, Prabowo-Gibran Ajukan Diri sebagai Pihak Terkait
Jelang Sidang PHPU Presiden, Personel Kepolisian Siaga di Gedung MK
KPK Penjarakan Mantan Hakim Yustisial MA dan Staf Hakim Agung di Lapas Sukamiskin

Berita Terkait

Jumat, 29 Maret 2024 - 11:28 WIB

DPR Tetapkan Keanggotaan Pansus RUU Paten

Jumat, 29 Maret 2024 - 02:35 WIB

Tim Prabowo-Gibran: Dalil Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Salah Kamar

Kamis, 28 Maret 2024 - 16:38 WIB

Dok, DPR RI Sahkan UU Desa, Jabatan Kades Jadi 8 Tahun

Kamis, 28 Maret 2024 - 16:13 WIB

MKMK Jatuhkan Sanksi Tertulis Pelanggaran Etik Hakim Konstitusi Anwar Usman

Rabu, 27 Maret 2024 - 05:21 WIB

Dua Hakim Agung Diperiksa KPK sebagai Saksi Terkait Kasasi Kasus KM 50

Selasa, 26 Maret 2024 - 15:15 WIB

Hadapi Gugatan AMIN dan Ganjar-Mahfud, Prabowo-Gibran Ajukan Diri sebagai Pihak Terkait

Senin, 25 Maret 2024 - 20:07 WIB

Jelang Sidang PHPU Presiden, Personel Kepolisian Siaga di Gedung MK

Minggu, 24 Maret 2024 - 17:58 WIB

KPK Penjarakan Mantan Hakim Yustisial MA dan Staf Hakim Agung di Lapas Sukamiskin

KANAL TERKINI

KANAL GADGET

Hp Infinix Note 30 Pro Beserta Spesifikasinya

Jumat, 29 Mar 2024 - 18:28 WIB

KANAL TRAVEL

Pantauan Libur Panjang Wafat Isa Al Masih, di Daop 7 Madiun

Jumat, 29 Mar 2024 - 18:14 WIB