Dewan Syura PKB: Muliakan Guru, Jangan Dizalimi

- Editor

Kamis, 25 November 2021 - 18:04 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JAKARTA, KANALINDONESIA.COM  – Setiap tanggal 25 November, masyarakat Indonesia ramai-ramai memperingati Hari Guru Nasional yang juga bertepatan dengan ulang tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Besarnya jasa guru membuat antusiasme publik Tanah Air begitu tinggi dalam merayakan hari guru. Sayangnya persoalan yang membelit guru seperti tak pernah selesai. Kesejahteraan guru masih jadi masalah utama, apalagi nasib para guru honorer.

Padahal, kata Wakil Sekretaris Dewan Syuro DPP PKB, KH Maman Imanulhaq, keberhasilan pendidikan di Indonesia tidak hanya diukur dari keberhasilan peserta didiknya saja, tapi sampai sejauh mana nasib para pendidik dalam mendapatkan hak-haknya sebagai seorang guru.

“Di hari guru ini kita harus mengingatkan bahwa tidak boleh ada kezaliman kepada guru baik dari pemerintah, yayasan-yayasan pendidikan, dan kita masyarakatnya,” begitu harapan KH Maman Imanulhaq pada peringatan Hari Guru, Kamis (25/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Kiai Maman yang juga Anggota DPR RI Komisi VII ini, guru memiliki hak untuk meningkatkan karier profesionalnya baik jabatannya, karier strukturalnya, termasuk juga kenaikan pangkat. Guru, katanya, tidak sekedar disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, mereka juga butuh ruang intelektualitas, ruang kreativitas. Para guru perlu didorong untuk memiliki kesempatan dan kesejahteraan yang lebih tinggi.

Baca Juga :  Tutup Pesantren Ramadhan Balita Muslimat NU se-Indonesia, Khofifah: Ikhtiar Bangun Karakter Generasi Bangsa Yang Sholih-Sholihah

“Tahukah kita bahwa guru honorer masih ada yang mendapatkan honor Rp150.000 perbulan, paling besar Rp300.000 perbulan,” imbuh Kiai Maman.

Menurut Pengasuh Ponpes Al Mizan Jatiwangi, bagaimana mungkin Indonesia bisa meningkatkan kualitas dari pendidikan kalau guru-gurunya saja terzalimi. Ia kemudian mengutip pendapat dari Prof. Dr. Yuda Munajat yang menyebutkan empat poin penting soal peningkatan kesejahteraan guru.

Yang pertama, kata Kiai Maman, harus hilangnya kendala administratif yang dihadapi oleh para guru dalam meningkatkan karirnya, dalam meningkatkan status jabatannya.
Saat ini, para guru kesulitan untuk terus menerus mengisi panduan-panduan saat mengajar, padahal yang dibutuhkan adalah justru para guru mendapat waktu belajar, mereka mampu menambah ilmu pengetahuan yang bisa ditransfer kepada anak-anak didiknya. Kendala administratif itu yang harus dipangkas.

Baca Juga :  Universitas Hang Tuah Resmikan Pembukaan Program Studi Dokter Spesialis Kelautan, Targetkan Jadi Pusat Unggulan Dunia

Yang kedua, terjadinya penumpukan guru yang tidak naik pangkat karena tidak sinkronnya antara profesi guru yang mereka geluti dengan syarat karya tulis yang harus dibuat. Menurut Kiai Maman, kondisi ini sangat mengkhawatirkan karena seharusnya seorang guru ditempatkan dalam bidangnya masing-masing dan tidak terkendala dengan karya tulis.

“Kita butuh seorang guru yang punya inovasi, gagasan-gagasan kreatif serta metodologi yang bisa disampaikan kepada anak-anak didiknya,” kata Kiai Maman menambahkan.

Yang ketiga, kesejahteraan dan kepuasan guru, baik guru ASN yang belum tersertifikasi dan juga guru honorer itu belum diperhatikan dengan baik. Dan yang terakhir, perlunya diperluas ruang-ruang kreativitas, ruang-ruang inovasi, dan ruang-ruang intelektualitas bagi guru. Banyak sekali guru dengan potensi yang begitu hebat tapi tiba-tiba terkubur oleh rutinitas, terkubur oleh formalitas, terkubur oleh persyaratan administratif yang tidak ada hubungannya dengan intelektualitas yang mereka miliki.

“Keberhasilan pendidikan sangat tergantung pada kualitas gurunya dan kualitas guru juga bergantung pada kesejahteraan hidupnya,” tegas Kiai Maman.

Berita Terkait

Universitas Hang Tuah Resmikan Pembukaan Program Studi Dokter Spesialis Kelautan, Targetkan Jadi Pusat Unggulan Dunia
Tutup Pesantren Ramadhan Balita Muslimat NU se-Indonesia, Khofifah: Ikhtiar Bangun Karakter Generasi Bangsa Yang Sholih-Sholihah
Siswa Jatim Terbanyak Nasional Diterima PTN Tanpa Tes Tahun 2024, Khofifah: Format Peningkatakan Kualitas Pendidikan Jatim Sudah On The Right Track
Mahasiswa Psikologi USM Prita Febriani Juara Pilmapres
Tim Dosen Pusat Riset USM Akan Bantu Atasi Problem di Kawasan Pesisir
WR III USM : Kekerasan Seksual No Way, Berkreasi Berinovasi untuk Masa Depan Yes
Mahasiswa Magister Hukum USM Adakan Buka Bersama
Menteri ATR Berikan Kuliah Umum di Seskoal

Berita Terkait

Kamis, 28 Maret 2024 - 16:28 WIB

Universitas Hang Tuah Resmikan Pembukaan Program Studi Dokter Spesialis Kelautan, Targetkan Jadi Pusat Unggulan Dunia

Kamis, 28 Maret 2024 - 15:52 WIB

Tutup Pesantren Ramadhan Balita Muslimat NU se-Indonesia, Khofifah: Ikhtiar Bangun Karakter Generasi Bangsa Yang Sholih-Sholihah

Kamis, 28 Maret 2024 - 11:23 WIB

Siswa Jatim Terbanyak Nasional Diterima PTN Tanpa Tes Tahun 2024, Khofifah: Format Peningkatakan Kualitas Pendidikan Jatim Sudah On The Right Track

Selasa, 26 Maret 2024 - 19:59 WIB

Mahasiswa Psikologi USM Prita Febriani Juara Pilmapres

Selasa, 26 Maret 2024 - 13:48 WIB

Tim Dosen Pusat Riset USM Akan Bantu Atasi Problem di Kawasan Pesisir

Minggu, 24 Maret 2024 - 08:03 WIB

WR III USM : Kekerasan Seksual No Way, Berkreasi Berinovasi untuk Masa Depan Yes

Sabtu, 23 Maret 2024 - 12:47 WIB

Mahasiswa Magister Hukum USM Adakan Buka Bersama

Sabtu, 23 Maret 2024 - 07:54 WIB

Menteri ATR Berikan Kuliah Umum di Seskoal

KANAL TERKINI

KANAL MILITER

Entry Briefing Komandan Seskoal Laksma TNI Fauzi

Jumat, 29 Mar 2024 - 06:07 WIB