JOMBANG, KANALINDONESIA.COM: Geluti usaha bonsai kelapa, Agus Prayitno awalnya hanya sekedar hobi, tapi malah jadi penghasilan tambahan bernilai jutaan.
Hanya dari batok kelapa pada bonsai, Agus awalnya hanya iseng geluti hobi mengoleksi bonsai. Namun, karena pandemi Covid-19 dua tahun lalu dan membuat segala aktivitas harus dilakukan dirumah, dirinya mulai berkreasi dengan bonsainya.
“Awalnya cuma hobi saja. Tapi saat pandemi itu kan harus dirumah terus, jadi memang niat untuk fokus geluti bonsai,” ucapnya pada wartawan pada Minggu (4/12/2022).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di depan halaman rumahnya yang tidak begitu besar, puluhan bonsai tersusun rapi di rak yang ia sediakan. Selama menggeluti bonsai yang sudah berjalan empat tahun ini, Agus mengaku mendapatkan keuntungan yang bisa dikatakan lumayan.
Dirinya mengaku senang mengurus bonsai ini, karena menurutnya proses yang dibutuhkan tidak terlalu lama. “Proses menikmati keindahannya tidak terlalu lama. Berbeda dengan bonsai pohon yang bisa dinikmati kurang lebih ya 10 tahun,” ujarnya.
Sementara untuk bonsai kelapa ini, menurutnya tidak membutuhkan waktu lama untuk dinikmati keindahannya. Keindahan yang ia maksud ialah dari daun dan akarnya.
“Kalau akarnya semakin menggurita, itu berarti semakin bagus dimana proses pembuahan daunnya lebih kecil lagi, lebih kecil lagi,” katanya.
Agus melanjutkan, bonsai kelapa yang ia garap ini memang diperjual belikan. Semula ia hanya iseng untuk upload bonsainya ke media sosial, namun karena respon yang ia dapatkan bagus dan banyak peminat, sekalian saja ia teruskan.
“Banyak yang tertarik, yah akhirnya saya teruskan saja, di geluti sekalian,” tukasnya.
Awal modal yang Agus keluarkan tidak banyak, hanya Rp100 ribu saja. Ia mengambil kelapa yang sudah tunas kelapa di pasar, kemudian dibawa pulang dan ia garap. Selang enam bulan kemudian, lalu bonsai kelapa yang sudah jadi ia posting lagi di medsos dan hasilnya lebih banyak peminat.
“Karena banyak peminat yah saya teruskan lagi. Jadi memang saya fokuskan setiap harinya untuk bonsai ini,” jelasnya.
Agus menuturkan, ia mengambil tunas dari pelanggan, ada yang dari Jombang dan juga dari luar. Pembonsai asli kelahiran Dusun Senden, Desa Senden, Jombang ini menjual bonsai dengan beragam variasi.
Mulai yang dari tunas hingga bonsai yang sudah jadi. “Kalau pembeli, memang kebanyakan yang beli dari tunas, bisa sampai 20 biji perhari yang beli tunas. Kalau tunas harga jualnya itu mulai dari Rp10 ribu sampai Rp15 ribu,” ungkapnya.
Selain ia jajakan ke sekitar rumah, Agus juga berselancar mencari pelanggan ke media sosial, dia pernah menjual ke Kalimantan, Manado dan NTB dengan memasang jualannya di toko online dan ia jual mulai dari harga Rp10 ribu sampai Rp350 ribu.
Halaman : 1 2 Selanjutnya