DJA melanjutkan lagi,masih dalam puisi panjang ini kronik peristiwa yang membingkai perjalanan cinta Jazil dan Sanja hingga titik perpisahan mereka:
Itu tahun 2001.
Usia Jazil 22 tahun.
Sanja, oh Sanja, gadis Dayak 20 tahun,
oh pujaan hati.
Bulan purnama depan, mereka menikah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Rumah itu, pemberian ayah Jazil.
Mungil saja.
Tapi banyak pohon.
Berdua mereka rawat itu rumah.
“Ini nanti kamar untuk anak kita ya,” pinta Sanja.
Di ruang tamu itu, terpasang wajah Sanja.
Jazil sendiri yang melukisnya.
Cinta memenuhi itu rumah.
Kemesraan menempel di mana-mana, di plafon, di lemari, di meja.
Kasih sayang menggelantung di jendela, di pintu.
“Oh kedalaman kasih sayang, kau kupu-kupu yang selalu hinggap di hatiku.” Itulah yang dirasakan Jazil.