Pengamat: Pilgub NTB 2024 Panggung Anak Muda

- Editor

Minggu, 9 April 2023 - 08:59 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

MATARAM, KANALINDONESIA.COM – Pemilihan Gubernur NTB tahun 2024, diyakini akan menjadi panggung bagi anak-anak muda di NTB. Munculnya ketidakpuasan atas kinerja petahana ataupun mantan petahana, menjadi pemantik bagi masyarakat untuk mencari alternatif pemimpin yang lebih baik, yang tentu saja bisa mengatasi persoalan yang dihadapi daerah.

“Tak ada yang bisa menampik, bahwa saat ini banyak masyarakat yang merindukan adanya pemimpin yang lebih segar, inovatif, dan memiliki visi jangka panjang. Para pemimpin muda memiliki semua itu,” kata Direktur Lembaga Kajian Sosial dan Politik Mi6 Bambang Mei Finarwanto, di Mataram, Minggu (9/4/2023).

Mantan Eksekutif Daerah Walhi yang karib disapa Didu ini mengungkapkan, kemenangan Gibran Rakabuming Raka sebagai Wali Kota Solo pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2020, menunjukkan bahwa anak muda mampu menjadi alternatif pemimpin daerah yang kompeten dan mampu merespon kebutuhan masyarakat dengan baik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Didu menegaskan, anak muda, dengan kreativitas, keberanian, dan kemampuan untuk berpikir out of the box yang mereka miliki, mampu menawarkan solusi yang lebih tepat sasaran dan lebih adaptif dengan perkembangan zaman.

“NTB memiliki sejumlah kandidat pemimpin muda yang memiliki kualitas memadai sebagai seorang pemimpin. Mereka jago kemampuan dalam manajemen dan juga unggul dalam hal kepemimpinan dan analisis kebijakan. Selain itu, mereka juga memiliki jaringan yang luas dan aktif terlibat dalam kegiatan masyarakat,” kata Didu.

Didu tak hendak menyebut nama. Namun, jika arus keinginan masyarakat yang merindukan pemimpin yang lebih segar, inovatif, dan memiliki visi jangka panjang ini terus menggema, maka kata dia, incumbent dan mantan petahana diprediksi akan out dari Pilgub NTB tahun 2024.

“Anak muda memiliki potensi yang besar untuk memimpin dan memberikan inovasi bagi daerah mereka. Anak muda memiliki gagasan yang segar, keberanian untuk berubah, dan keterbukaan dalam menerima masukan dari masyarakat,” tandas Didu.

Selain itu, aktivis senior Bumi Gora ini juga menyebutkan, bahwa anak muda mampu memanfaatkan teknologi dan media sosial dengan efektif. Hal itu menjadikan mereka lebih unggul lantaran dapat memperkuat partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan.

Menurut Didu, NTB sudah memberi kesempatan kepada pemimpin yang sudah tidak lagi muda pada Pilgub NTB tahun 2018. Namun, lihatlah hasilnya kini. Tiga tahun terakhir, tata kelola keuangan daerah sungguh amburadul.

Utang Pemprov NTB menumpuk hingga ratusan miliar kepada rekanan/kontraktor yang telah menuntaskan proyek milik Pemprov NTB. Hal yang tidak pernah terjadi dalam sejarah Bumi Gora sebelumnya.

Begitu pun dalam hal posisi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) NTB, yang hingga kini masih bercokol pada posisi 29 dari 34 provinsi di Indonesia.

Betapapun telah terjadi peningkatan dalam hal capaian sejumlah indikator terhadap komponen penentu IPM, namun kata Didu, posisi IPM NTB tersebut tak bisa menutup mata betapa sektor pendidikan, sektor kesehatan seperti usia harapan hidup, dan juga pengeluaran riil per kapita masyarakat NTB, berada pada posisi nomor enam dari bawah.

“Akan menjadi sesat pikir dan sangat melawan logika, jika ada yang menyebut, posisi enam dari bawah tersebut adalah sebuah prestasi,” tandas Didu.

Kinerja Tidak Memuaskan

Tentu kata Didu, jika hendak diurai dan dibedah satu persatu, akan banyak sisi yang bisa dikemukakan sebagai telaah kritis atas kepemimpinan di NTB saat ini.

Dia mengingatkan, kinerja yang tidak memuaskan dari petahana, menjadi salah satu faktor yang paling penting untuk tidak melanjutkan kepemimpinan di periode berikutnya.

Jika masyarakat tidak puas pada kinerja tersebut, karena pemimpinnya tidak mampu memenuhi harapan dan mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh daerahnya, maka masyarakat akan mencari alternatif pemimpin yang lebih baik.

Karena itu, Didu menegaskan, menjadi sangat wajar jika masyarakat NTB kemudian merindukan pemimpin yang muda, segar, dan inovatif untuk memimpin daerah.

Hal itu kata analis politik yang dikenal humble ini, karena banyak masalah dan tantangan yang dihadapi oleh NTB saat ini membutuhkan pemimpin yang memiliki kemampuan untuk memimpin dengan cara yang berbeda dan inovatif.

“Pemimpin muda cenderung lebih adaptif, responsif dan Smart terhadap perubahan zaman dan dinamika sosial yang terus berubah. Selain itu, pemimpin muda juga memiliki kreativitas dan gagasan yang bisa mendekatkan daerah pada solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya,” tandas Didu.

Ditanya terkait pandangan bahwa pemimpin muda identik dengan pemimpin yang minim pengalaman, Didu menegaskan, hal tersebut tidak lagi relevan. Dia memberi contoh, bagaimana kepemimpinan anak muda di Kota Solo di Jawa Tengah, telah mampu membuat lompatan bagi daerah dengan inovasinya di sektor pariwisata, pendidikan, dan perekonomian.

“Itu sudah lebih dari cukup untuk menunjukkan bukti betapa pemimpin muda bisa fokus pada kebutuhan masyarakat dengan memberikan respons cepat dan tepat. Pemimpin muda mampu menggalang partisipasi masyarakat, memiliki kemampuan beradaptasi dengan perubahan zaman yang cepat, dan tentu saja memiliki integritas dan moralitas,” tandas Didu.

Pun begitu, Didu tidak menampik, jika tetap ada tantangan bagi para pemimpin muda. Terutama dalam hal pendanaan kampanye.

Namun begitu, hal tersebut bukanlah hal yang tidak bisa diatasi. Anak-anak muda yang bertarung di Pilkada dapat menyiasati minimnya dana kampanye dengan membangun relasi yang kredibel dengan masyarakat dan media semenjak jauh-jauh hari sebelum Pilkada.

Selain itu, mengoptimalkan penggunaan media sosial juga bisa menjadi salah satu alternatif. Pemimpin muda juga dapat menggalang dan menghimpun relawan.

“Yang tidak kalah pentingnya, tentu pemimpin muda harus berkolaborasi dengan partai politik yang juga menjadi pintu masuk untuk mendapatkan pembiayaan dalam kampanye,” tandas Didu.

Lebih dari itu semua, pemimpin muda juga kata dia, penting untuk mendesain kampanye yang matang dan efektif. Antara lain dengan fokus menjangkau segmen masyarakat yang menjadi basis dukungan. Sehingga dengan cara ini, waktu dan sumber daya yang dimiliki, benar-benar akan dapat dimanfaatkan dengan optimal.(dan_kanalindonesia.com)

Berita Terkait

Dalmas Polres Semarang Lakukan Patroli Lokasi Keramaian di Bulan Ramadhan
Baksos Bareng Kejari Jombang, Jurnalis KOMPAK Mukbang Duren dan Nyeruput Kopi Excelsa Khas Wonosalam
Banjir Belu, NTT Satu Warga Meninggal Terseret Arus
Pemkot Semarang Raih Predikat Terbaik Pengelolaan DBHCHT se-Jateng
Ada Apa..! Saksi Hanura Dipaksa Keluar Dari Rapat Pleno Terbuka RHPS Oleh PPK Pademawu-kanalindonesia
KPU Pamekasan Pastikan Tidak Akan Ada Pemungutan Suara Ulang Pemilu 2024-kanalindonesia
KPU Pamekasan Pastikan Semua Logistik Pemilu 2024 Aman dan Sudah Siap Sesuai Kebutuhan
13 Rektor Anggota Pertinasia Menyatakan Sikap Penegakkan Demokrasi di Pemilu 2024

Berita Terkait

Jumat, 22 Maret 2024 - 05:20 WIB

Dalmas Polres Semarang Lakukan Patroli Lokasi Keramaian di Bulan Ramadhan

Jumat, 8 Maret 2024 - 15:06 WIB

Baksos Bareng Kejari Jombang, Jurnalis KOMPAK Mukbang Duren dan Nyeruput Kopi Excelsa Khas Wonosalam

Jumat, 8 Maret 2024 - 08:18 WIB

Banjir Belu, NTT Satu Warga Meninggal Terseret Arus

Selasa, 27 Februari 2024 - 16:07 WIB

Pemkot Semarang Raih Predikat Terbaik Pengelolaan DBHCHT se-Jateng

Kamis, 22 Februari 2024 - 18:00 WIB

Ada Apa..! Saksi Hanura Dipaksa Keluar Dari Rapat Pleno Terbuka RHPS Oleh PPK Pademawu-kanalindonesia

Minggu, 18 Februari 2024 - 14:39 WIB

KPU Pamekasan Pastikan Tidak Akan Ada Pemungutan Suara Ulang Pemilu 2024-kanalindonesia

Sabtu, 10 Februari 2024 - 23:37 WIB

KPU Pamekasan Pastikan Semua Logistik Pemilu 2024 Aman dan Sudah Siap Sesuai Kebutuhan

Selasa, 6 Februari 2024 - 16:48 WIB

13 Rektor Anggota Pertinasia Menyatakan Sikap Penegakkan Demokrasi di Pemilu 2024

KANAL TERKINI