Oleh Ferry Is Mirza Wartawan Utama Sekertaris Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jatim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Bulan Suci Ramadhan, penuh dengan keistimewaan yang diberikan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Rahmat, barakah, dan maghfirah (ampunan) akan kita dapatkan bila kita menunaikan amalan ibadah puasa Ramadhan semata karena Allah. Lillahi Ta’ala.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain itu, Ramadhan adalah juga bulan pertaubatan. Manusia disarankan untuk melakukan introspeksi, menilai, mengevaluasi dan mengingat kembali segala macam dosa, maksiat dan perbuatan buruk yang pernah dilakukan.
Dari situ, kemudian dituntut untuk bertaubat agar kita mendapatkan ampunan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala di bulan yang penuh maghfirah ini.
Namun siapa yang mengetahui bahwa seseorang telah bertaubat. Bagaimana tanda dan ciri-ciri orang yang telah bertaubat. Dan apakah pertaubatan seseorang itu diterima atau tidak oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Semua menjadi misteri dan hanya Allah saja yang mengetahuinya.
Meski demikian, setidaknya ada sejumlah penanda bahwa seseorang telah bertaubat dan telah diterima oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Syekh Nawawi dalam Kitab Nasha’ih al-‘Ibad, halaman 49 menguraikan beberapa tanda tersebut. Antara lain yang mudah dicirikan ialah :
*Seseorang yang selalu menjaga lisan.*
Orang yang benar-benar bertaubat akan melakukan introspeksi diri dengan menjaga lisannya.
Muncul kesadaran dalam dirinya, bahwa perkataan buruk hanya akan mengantarkan kepada pintu kemaksiatan, sebagaimana yang diingatkan Rasulullah Shalallahu Alayhi Wasallam :
_“Sesungguhnya, manusia yang paling banyak dosanya pada hari Kiamat adalah manusia yang paling banyak bicaranya dalam kemaksiatan kepada Allah,”_
(HR. Ibnu Abi Syaibah)
Tanda berikutnya adalah, orang yang benar-benar telah bertaubat :
Seseorang yang akan mendapati hatinya sedikit gembira, dan banyak bersedih.
Sebab dia senantiasa mempersiapkan dan memikirkan masa depan akhiratnya yang belum mendapat jaminan apa-apa. Apakah hidupnya berakhir dengan atau tanpa membawa iman ?
Itulah yang selalu direnungkan seorang yang bertaubat, sehingga tak berani meluapkan kegembiraannya secara berlebihan, sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu Alayhi Wasallam :
“Siapa saja yang banyak mengingat kematian akan sedikit gembiranya dan sedikit rasa hasudnya,”
(HR. Ibnu al-Mubarak)