SIDOARJO, KANALINDONESIA.COM: Kesenian tradisional ujung warnai sedekah bumi Di Desa/Kecamatan Tarik Kabupaten Sidoarjo, Jatim. Kesenian ujung adalah sebuah seni tari, dimana pesertanya adalah orang laki-laki yang menari diatas panggung sambil membawa sebuah rotan, sebesar jari telunjuk, yang digunakan untuk saling pukul antara satu dan lainnya.
Wasit akan memberikan kesempatan masing-masing peserta 3 pukulan, saling bergantian atau waktunya sekitar satu tembang Jawa. Kesenian tersebut dulu sering digunakan bangsa Belanda saat menduduki Indonesia, ketika ada acara.
Tradisi kesenian ujung, pada zaman dahulu merupakan kesenian saling unjuk kebolehan dan kekuatan bagi pemainnya. Peserta akan bangga ketika dapat pukulan dari lawannya, dan tidak membekas atau tidak ada luka, itu menandakan seseorang tersebut mempunyai ilmu kanuragan yang tinggi.
Seorang peserta ujung dari desa setempat, saat berlaga diatas panggung terlihat beberapa kali mendapat sabetan rotan dari lawannya, namun punggungnya, tidak ada bekas luka apapun.
“Nah Iki salah satu kelebihan ujung (jawa-red), penonton akan terpukau dengan tontonan tadi, walaupun saya kena sabaten beberapa kali, tapi nggak ada bekas kan mas,”katanya pada wartawan.
Kepada wartawan, Kepala Desa Tarik, Ifanul Ahmad mengatakan kalau, tradisi kesenian ujung ini selalu digelar pada saat peringatan sedekah bumi di Desa Tarik, setiap tahun.
“Karena ini sudah menjadi tradisi di desa kami, turun temurun sejak nenek moyang kami. Ini warisan dari mbah Macan Ulung, beliau adalah sesepuh ujung, kala itu, di Tarik sekarang juga ada ketua persatuan seni ujung,”katanya kepada awak media.
Ditemui disebelah panggung, Ketua persatuan kesenian ujung Desa Tarik, Abu Hasan mengatakan, kesenian ujung ini identik dengan pria perkasa yang punya keberanian, dalam berlaga diatas panggung. Didalam berlaga mereka ini (peserta) tidak cukup dengan berani saja, namun mereka, sebelum bermain ada mantra-mantra khusus yang diucapkan, agar dalam terkena pukulan tidak ada bekas atau tidak luka.
“Ilmu kanuragan yang dipakai peserta itu, seperti halnya, ilmu lembu sekilan dan sejenisnya. Ilmu lembu sekilan itu, kayaknya lawan memukul itu kena, tapi gak kena, kurang sekilan (jawa-red), kurang sejengkal,”katanya.
Sekadar informasi, peringatan sedekah bumi di Desa/Kecamatan Tarik ini di gelar selama tiga hari, sejak hari Kamis, tanggal 9 hingga 11/3/2023), adapun rangakaian acaranya adalah pada hari Kamis,(9/3), diadakan ziarah ke makam Mbah Macan Ulung, mbah Jiko, mbah likek, Mbah Sidorogo, Mbah Asyid, Mbah Udin. Pada Jum’at (10/3), kesenian ujung pukul 14.00, Klanting, pukul 19.00, bazar dan UMKM.
Pada, Sabtu, (11/3) ada acara sinau bareng Gus Sabrang, pada Minggu, (12/3) ada acara, Tarik bersholawat bersama Habib Hadi Assegaf dan habib Umar Assegaf. (Irwan_kanalindonesia.com)