GRESIK, KANALINDONESIA.COM: Ruwat deso adalah sebuah tradisi kuno yang dilakukan orang dulu, untuk menghormati sesepuh dan memanjatkan do’a bersama agar dijauhkan dari mara bahaya meminta keselamatan untuk semua warga.
Zaman dulu, perhelatan seperti ini biasanya dilakukan di tempat-tempat keramat desa, seperti pohon besar yang dinilai punya sejarah di desa, kuburan leluhur dan punden.
Seiring dengan perkembangan zaman, tempat-tempat sakral itu mulai punah, dengan jumlah popularitas manusia semakin banyak. Sebagian ada yang dijadikan perumahan dan fasilitas umum lainnya.
Budaya adat istiadat ini harus dilestarikan, jangan tergerus oleh zaman. Untuk itu, Di Dusun Juwet Desa Wringinanom Kecamatan Wringinanom Kabupaten Gresik, Jawa Timur, gelar perhelatan sedekah bumi yang bertempat di Balai Dusun, dusun setempat. Minggu, (05/03/2023).
Kepala Dusun Juwet, Waras mengatakan, ini adalah upaya nguri-uri warisan leluhur agar tidak terkikis oleh zaman.
“Zaman dulu waktu saya kecil, momen seperti ini dilakukan dengan kenduri bersama, potong tumpeng di punden yang dimakan bersama-sama dengan warga,”katanya.
“Tapi sekarang, kita mengaplikasikan dengan tasyakuran, yang bertempat di balai dusun, karena negara ini sudah maju, pemerintah telah memberi fasilitas untuk masyarakat,”ungkapnya.
Disinggung soal anggaran sedekah bumi, Waras mengatakan,”ini hasil swadaya warga Dusun Juwet, tidak ada kaitannya dengan Pemerintah Desa Wringinanom.
“Murni hasil swadaya warga Dusun Juwet, satu dusun berpartisipasi untuk mensukseskan acara sedekah bumi ini,”ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Wringinanom, Yoko, mengucapkan terimakasih kepada warga Dusun Juwet atas terselenggaranya tasyakuran sedekah bumi ini, ini merupakan implementasi dari rukun tetangga dan rukun warga, satu dusun kompak menyelaraskan persepsi untuk tujuan yang sama.
“Bermodalkan kerukunan dan kekompakan warga, pemerintah desa dengan mudah untuk mewujudkan program prioritas pembangunan yang merata,”kata dia. (Irwan_kanalimdonesia.com)