Tekan Nol Emisi Karbon, Percepat Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan

- Editor

Jumat, 12 Agustus 2022 - 19:15 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JAKARTA, KANALINDONESIA.COM: Dirjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana mengungkapkan, percepatan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) bukan suatu pilihan, melainkan sebuah keharusan di tengah upaya menekan nol emisi karbon dan mewujudkan bumi yang lebih sehat.

“Energi baru terbarukan (EBT) menurut saya bukan suatu pilihan. Bahwa ini sudah tidak ada pilihannya. Kita pilihannya hanya itu,” ujar Dadan Kusdiana dalam seminar bertajuk “Kemerdekaan Energi di Tengah Krisis Global” diselenggarakan Indopos, di Aston Kartika Grogol, Jakarta, Kamis (11/8/2022).

Menurutnya, energi fosil seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam digunakan untuk mempercepat net zero emission (nol emisi karbon). “Angkanya ini di tahun 2060, kalau bisa lebih cepat dengan dukungan dari internasional,” kata Dadan.

“Meski demikian, pemerintah tetap mendorong produksi migas, tetapi pemanfaatannya bergeser menjadi ke arah sebagai bahan baku material,” imbuhnya

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suparwoto menilai bahan bakar fosil dianggap masalah serius karena menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan di bumi.

Untuk itu, Indonesia harus segera masuk ke EBT karena memiliki potensi cukup besar. penguasaan teknologi. “Fosil yang terdiri dari minyak, gas, dan batu bara keberadaanya sangat terbatas,” tutur Sugeng.

Data Kementerian ESDM mencatat pada 2021 cadangan minyak Indonesia sebesar 3,95 miliar barel. Perinciannya, 2,25 miliar cadangan terbukti dan 1,7 miliar cadangan potensial. “Cadangan seperti ini tinggal 10 tahun saja,” ujar Sugeng.

Baca Juga :  Dua Hakim Agung Diperiksa KPK sebagai Saksi Terkait Kasasi Kasus KM 50

Direktur Utama PT Indonesia Digital Pos (Indopos) Syarif Hidayatullah memaparkan pembakaran batu bara melepaskan sulfur dalam bentuk gas belerang dioksidan (SO2) dan menghasilkan partikel karbon hitam dalam jumlah banyak. Itu sebabnya batu bara bahan bakar paling kotor. Pembakaran batu bara selama 1 abad terakhir telah menyebabkan bumi menjadi lebih panas. Kondisi tersebut membuat perubahan iklim dan terjadi pemanasan global.

“Semoga diskusi publik ini memunculkan ide dan terobosan berguna bagi para stakeholder energi nasional,” pungkasnya. @Rudpur

Berita Terkait

Dok, DPR RI Sahkan UU Desa, Jabatan Kades Jadi 8 Tahun
MKMK Jatuhkan Sanksi Tertulis Pelanggaran Etik Hakim Konstitusi Anwar Usman
Dua Hakim Agung Diperiksa KPK sebagai Saksi Terkait Kasasi Kasus KM 50
Hadapi Gugatan AMIN dan Ganjar-Mahfud, Prabowo-Gibran Ajukan Diri sebagai Pihak Terkait
Jelang Sidang PHPU Presiden, Personel Kepolisian Siaga di Gedung MK
KPK Penjarakan Mantan Hakim Yustisial MA dan Staf Hakim Agung di Lapas Sukamiskin
Karpet Merah untuk Prabowo-Gibran, Mayoritas Publik Terima Hasil KPU dan Setuju Koalisi 20 Tahun
Konstruksi Perkara yang Menjerat Gubernur Non Aktif Abdul Ghani Kasuba

Berita Terkait

Kamis, 28 Maret 2024 - 16:38 WIB

Dok, DPR RI Sahkan UU Desa, Jabatan Kades Jadi 8 Tahun

Kamis, 28 Maret 2024 - 16:13 WIB

MKMK Jatuhkan Sanksi Tertulis Pelanggaran Etik Hakim Konstitusi Anwar Usman

Rabu, 27 Maret 2024 - 05:21 WIB

Dua Hakim Agung Diperiksa KPK sebagai Saksi Terkait Kasasi Kasus KM 50

Selasa, 26 Maret 2024 - 15:15 WIB

Hadapi Gugatan AMIN dan Ganjar-Mahfud, Prabowo-Gibran Ajukan Diri sebagai Pihak Terkait

Senin, 25 Maret 2024 - 20:07 WIB

Jelang Sidang PHPU Presiden, Personel Kepolisian Siaga di Gedung MK

Minggu, 24 Maret 2024 - 17:58 WIB

KPK Penjarakan Mantan Hakim Yustisial MA dan Staf Hakim Agung di Lapas Sukamiskin

Minggu, 24 Maret 2024 - 16:14 WIB

Karpet Merah untuk Prabowo-Gibran, Mayoritas Publik Terima Hasil KPU dan Setuju Koalisi 20 Tahun

Minggu, 24 Maret 2024 - 04:18 WIB

Konstruksi Perkara yang Menjerat Gubernur Non Aktif Abdul Ghani Kasuba

KANAL TERKINI

KANAL SUMATRA

Gunung Marapi Erupsi, Sejumlah Penerbangan di Batalkan

Kamis, 28 Mar 2024 - 17:50 WIB