Ini Cerita Remaja Bogor dan Gorontalo Menjadi Paskibraka Nasional 2021

Ini Cerita Remaja Bogor dan Gorontalo Menjadi Paskibraka Nasional 2021
Cerita anggota Paskibraka Nasional 2021dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) bertajuk “Cerita Pengibar Bendera” pada Jumat (20/8/2021).

JAKARTA,. KANALINDONESIA.COM: Dika Ambiya Rahman asal Bogor dan Aditya Yogi Susanto asal Gorontalo merupakan salah satu Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional 2021. Mereka berdua menorehkan prestasi kebanggan tidak hanya untuk dirinya, namun untuk keluarganya, sekolahnya dan daerah yang diwakilinya.

Bagi Dika Ambiya Rahman (16 tahun) menjadi anggota Paskibraka sudah tertanam sejak masih duduk di SMP.

“Sebelum masuk Paskibraka, saya sudah jadi Paskibra di SMP. Menjadi anggota
Paskibraka sudah merupakan cita-cita dan impian juga,” kata Dika dalam Diskusi Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) bertajuk “Cerita Pengibar Bendera” pada Jumat (20/8/2021).

Siswa SMA Negeri 1 Cijeruk, Kabupaten Bogor itu mengakui bahwa awal mula dirinya ingin menjadi anggota Pakibraka. Saat diriya masih dibangku SMP, ia menonton acara pengibaran bendera pada perayaan HUT ke-73.

“Saat menonton itu, dalam hati saya berkata, Saya pasti akan ada disitu menjadi Paskibraka, mengibarkan bendera di Istana merdeka. Dan ini saya tanamkan dalam pikiran saya. Alhamdulillah dengan segala usaha, segala ikhtiar dan tekad, serta diiringi doa, akhirnya saya berhasil menjadi bagian dari Paskibraka sebagai Pembentang Bendera,” ujar Dika, pelajar kelahiran Bogor, 29 November 2004.

Menurutnya, tidak sembarang pemuda dan pemudi Indonesia dapat terpilih menjadi Paskibraka. Ada pengalaman dan rasa spesial tersendiri mendapat kesempatan sebagai anggota Paskibraka.

Apalagi, bagi seorang Dika, menjadi Pembentang Bendera dalam Kelompok 8 memiliki kesulitan tersendiri, dan tidak mudah. Ia sempat berpikir bahwa untuk menjadi Paskibraka itu sulit. Untuk lolos ke tahap kabupaten susah sekali.

“Jadi sebenarnya bukan seberapa hebat dia menjadi Paskibraka Nasional, tapi
seberapa besar tekad, perjuangan, ikhtiar, dan tentunya doa, untuk menjadi Paskibraka Nasional. kalau semua ini dibarengi pasti bisa. Alhamdulillah saya bisa terpilih jadi Pembentang Bendera. Soalnya kata pelatih, kalau ditanya siapa yang jadi Pembentang Bendera, pasti semua angkat tangan,” tuturnya.

Saat bertugas menjadi Paskibraka, Dika selalu meyakinkan diri sendiri agar dapat
mengmban tugas dengan sebaik-baiknya. Hal ini dikarenakan dirinya kadang terbersit kerisauan dalam hati apakah bisa mengibarkan atau membentangkan bendera dengan posisi yang benar.

“Saya selalu tarik nafas aja yang dalam, sangat yakin bendera bisa dikibarkan.
Alhamdulillah setelah dikibarkan, benar posisi benderanya. Keberhasilan megibarkan bendera tentunya tidak terlepas dari kerjasama Tim, kebersamaan, disiplin, perjuangan,” kata remaja Bogor yang memiliki hobi Badminton dan Voli.

Komandan 8 Paskibraka Nasional 2021

Lain halnya dengan Aditya Yogi Susanto (16), menjadi Komandan Kelompok 8
Paskibraka pada perayaaan HUT ke-76 RI dilihatnya sebagai sebuah keberuntungan.
Hal ini dikarenakan dirinya sejak awal tidak ada niat menjadi anggota Paskibraka.

Bagi pelajar kelahiran Limboto, 14 September 2004 yang memiliki hobi lari ini, mengaku dirinya tidak menyangka dapat menjadi anggota Paskibraka.

“Awalnya tidak ada niat jadi Paskibraka, saya awal mula baru masuk SMA dapat link pendafatran Paskibraka. Lantas, iseng-isenglah saya mendaftar, dan ternyata Alhamdulillah lulus di Kabupaten, terus Provinsi, dan tembus ke Istana,” kata Yogi yang juga siswa SMA Negeri 1 Limboto Gorontalo.

Meski berawal dari keisengan semata, Yogi menyatakan bahwa tidak ada satu ketakutan yang menghampiri dirinya saat mendaftar menjadi anggota Paskibraka.

Cerita anggota Paskibraka Nasional 2021 pada Diskusi Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) bertajuk “Cerita Pengibar Bendera” pada Jumat (20/8/2021).

Janganlah pernah takut untuk melakukan suatu hal. Karena ketakutanlah yang
membuat seseorang tidak akan mencapai kesuksesan. Paskibraka adalah siswa pilihan yang telah melalui beberapa tahapan seleksi yang tidak mudah. Paskibraka bukan hanya dimaknai sekedar berperan merayakan kemerdekaan semata. Namun, Paskibraka mereka yang telah dididik dengan pengetahuan, pelajaran serta pengalaman baru untuk menumbuhkan integritas.

“Itulah mengapa saya tentunya sangat bangga dan bersyukur karena menjadi
Paskibraka, apalagi saya terpilih menjadi Komandan Kelompok 8, sebuah posisi yang sangat diinginkan semua teman-teman Paskibraka. Jadi saya sangat bersyukur bisa mendapatlan posisi Komandan Pasukan 8,” kata Yogi.

Yogi juga mengaku, selama menjalani karantina sebagai Paskibraka, banyak hal yang dipelajari, baik dari para pelatih, senior, bahkan sesama anggota Paskibraka lainnya. Di dalam Paskibra diajarkan tegas, disiplin dan tanggung jawab.

“Tentunya juga dilarang begadang, ini sangat dilarang saat menjadi Paskibraka. Agar stamina tetap terjaga,” ucap Yogi.

Menurut Yogi, menjadi Komandan Kelompok 8 Paskibraka dituntut stamina yang prima. Apalagi ditengah pandemi Covid-19 seperti sekarang. “Contohnya, saat memberikan aba-aba harus benar-benar lantang. Sekarang kita lagi pandemi jadi harus pakai masker. Kalau pakai masker kan otomatis suaranya sedikit terhambat. jadi harus mengerahkan seluruh tenaga ketika memberikan aba-aba. Jadi stamina harus benar-benar prima,” pungkas Yogi. @Rudi