Berdayakan Petani, Gapoktan di Magetan Bentuk Korporasi Petani

MAGETAN, KANALINDONESIA.COM: Nasib petani di negeri ini nampaknya masih jauh dari kata sejahtera. Problema klasik soal pertanian masih terus berlangsung. Seperti kelangkaan pupuk, harga jual gabah anjlok, hama dan kebutuhan pengairan. Mencoba mengatasi masalah ini, Gapoktan Sejahtera, Desa Krajan, Kecamatan Parang, Magetan menjalin kerjasama dengan perusahaan beras nasional.
“Kondisi petani kita saat ini semakin tidak berdaya. Problem tahunan selalu ada. Seperti hasil produksi yang turun, pupuk langka, harga jual jatuh dan kualitas tanah,” ungkap Arif Mustopa, tokoh muda Desa Krajan yang mempelopori kerjasama ini.
Sehingga, lanjut Arif Mustopa, biaya produksinya tak sebanding dengan harga jual gabah saat panen. Tentu kondisi ini tidak menguntungkan petani. Atas dasar inilah, ia menggagas model pertanian yang baru. Adalah model “korporasi petani”. Yakni, melibatkan sejumlah petani dalam satu kawasan. Dimana, mulai mengolah tanah, menanam benih, pemupukan dan penyemprotan menggunakan teknologi baru.
” Nah, itu bisa kita capai dengan korporasi. Kalau sendiri sendiri akan mahal biayanya,” tegasnya.
Bentuk riilnya, semua saprodi disediakan rekanan. Petani hanya berpikir bekerja keras, bagaimana agar panennya berhasil baik. Kelak panen, hasilnya dibeli langsung oleh perusahaan . Dengan harga diatas harga tengkulak.
“Intinya, kita bisa putus mata rantai penjualan yang terlalu panjang,” kata Arif Mustopa.
Korporasi petani di Magetan ini adalah pilot projeknya yang pertama. Dengan luas lahan 150 hektar. Bekerjasama dengan gapoktan yang ada desanya. Perusahaan yang digandengnya adalah PT. Foodstation Jakarta dan PT. Wilmar Indonesia Jakarta. Penandatanganan kerjasama dilakukan Kamis (17/2/2022). Usai panen raya bersama Bupati Magetan, Suprawoto. Di area persawahan yang menjadi pilot projeknya. (Arif_ Kanalindonesia. com)