Rusia Menyalahkan Pasukannya Sendiri

INTERNASIONAL, KANALINDONESIA.COM: Terguncang oleh kritik domestik atas serangan mematikan Ukraina di barak pasukan di Kota Makiivka di wilayah Donetsk.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, penggunaan ponsel oleh tentaranya sendiri memungkinkan serangan Ukraina.

Pernyataan dari Letnan Jenderal Sergei Sevryukov hanya memicu kemarahan lebih lanjut.

Diantaranya dari beberapa anggota parlemen dan blogger militer Rusia, serta keluarga prajurit.

Mereka mengatakan itu sebagai upaya untuk mengalihkan kesalahan dari kegagalan para pemimpin militer Rusia.

Serangan di Makiivka pada hari tahun baru menewaskan 89 prajurit, termasuk wakil komandan resimen.

Itu adalah salah satu kerugian terburuk bagi Rusia sejak dimulainya invasi 10 bulan lalu.

Dilansir dari New York Times Kamis (5/1/2023), Rusia pada Senin menyebutkan jumlah korban tewas 63 orang.

Sementara pejabat Ukraina mengatakan 400 orang Rusia tewas dalam serangan itu, yang dilakukan dengan peluncur roket HIMARS yang dipasok dari AS.

Sejumlah blogger berpengaruh mengkritik komandan karena menempatkan tentara yang baru tiba dalam jangkauan artileri Ukraina dan dekat depot amunisi. Hal itu membuat mereka rentan terhadap serangan.

Seorang blogger yang menulis dengan julukan “Zona Abu-abu” mengatakan bahwa, menyalahkan teguran pada penggunaan ponsel adalah “99 persen kebohongan” dan “upaya untuk menghilangkan kesalahan”.

Ia mengatakan, kegagalan intelijen lebih mungkin menjadi penyebabnya.

Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan, dalam sebuah penilaian bahwa praktik militer “tidak profesional” Rusia berkontribusi pada tingginya tingkat korban pada pasukan itu, tidak menilai apakah penggunaan telepon pasukan merupakan faktor.

“Mengingat tingkat kerusakan, ada kemungkinan realistis bahwa amunisi disimpan di dekat akomodasi pasukan, yang meledak selama serangan, menciptakan ledakan sekunder,” kata Kementerian Pertahanan.

Disebutkan bahwa bangunan yang hancur dalam serangan itu hanya berjarak 12,5 kilometer (delapan mil) dari garis depan, di “salah satu wilayah konflik yang paling diperebutkan” di wilayah Donetsk.

Banyak wajib militer yang terbunuh di Makiivka berasal dari Kota Samara di Rusia selatan, di mana beberapa kerabat menuduh tentara mengkambinghitamkan orang yang mereka cintai, dikutip dari The Guardian.

“Lebih mudah menyalahkan segalanya pada tentara kita daripada mengakui ketidakmampuan di antara komandan kita,” kata Maksim, saudara laki-laki seorang tentara yang terluka di Makiivka. “Aku tidak mengharapkan yang lain. (Iswan_KanalIndonesia.com)