PACITAN, KANAL INDONESIA.COM: Kemarau bakal mengancam sebanyak 72 desa di Kabupaten Pacitan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pacitan, Jawa Timur ajak warga kurangi penggunaan air, dengan tidak melakukan pemborosan dipergunakan untuk kebutuhan mandi.
“Ya masyarakat yang biasanya mandi sehari dua kali, dikurangi jadi satu kali agar dimaksimalkan untuk kebutuhan minum,” ujar Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Pacitan Radite Suryo Anggono saat ditemui KanalIndonesia, Pada Rabu (9/8/2023).
Radite menambahkan, diharapkan warga berhemat penggunaan air untuk kebutuhan yang lebih penting. Sebab, masalah kekeringan di tahun 2023 ini berpotensi bakal lebih panjang, mengingat, kondisi curah hujan rendah masih akan terjadi hingga akhir tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Masyarakat harus mulai berhemat dalam penggunaan air dalam kondisi kemarau panjang saat ini. Maksimal 15 liter maksimal per orang sehari,” ajaknya.
Radite memaparkan, berkaitan dengan prediksi cuaca ekstrem, dengan merujuk data BMKG Jawa Timur yang mulai dipetakan. Dampaknya, menyasar 72 desa dari 12 kecamatan di Kabupaten Pacitan, dikatakan terancaman bakal berpotensi mengalami kekeringan.
Secara spesifik, Radit melanjutkan, wilayah paling berpotensi alami kekeringan, yaitu barat Kabupaten Pacitan diantaranya, Kecamatan Donorojo 11 dari 12 desa. Kemudian, di wilayah Kecamatan Punung, dari 13 desa, ada 12 dimungkinkan bakal mengalami hal yang sama.
“Seperti ditahun-tahun sebelumnya, kebanyakan dari daerah barat kabupaten,” ungkapnya.
Pun tercatat, per hari ini ada 8 desa dari 5 kecamatan di Pacitan yang sudah mengalami kekeringan dari mulai tingkat sedang hingga tinggi. Secara administrasi, telah mengirimkan layangan surat permohonan dropping air bersih ke BPBD Pacitan.
BPBD Pacitan sejauh ini telah pasang kuda-kuda, yakni menyiapkan berupa truk 4 tangki daya tampung 4 ribu hingga 6 ribu liter yang disiagakan untuk dipergunakan sewaktu waktu.
“Kami telah menyiapkan armada tangki untuk menalangi masalah ini, dan kami sudah mengirim air sejak bulan Juli kemarin,” ungkapnya.
Namun, Radite menuturkan, bahwa hal ini merupakan tanggung jawab semua elemen pemerintah maupun sipil. Maka dari itu, lanjutnya, semua pihak berhak membantu, terlebih apabila dimungkinkan bergerak secara mandiri.
“Kalau menunggu kami pastinya memakan waktu, semisal kondisi darurat harapannya warga bergotong royong demi kecukupan air,”
Sebagaimana diketahui, desa yang dimaksud, diantaranya Ploso, Mendolo Kidul, di Kecamatan Punung. Plumbungan, Katipugal, di Kecamatan Kebonagung, Desa Petungsinarang dan Ngunut untuk di Kecamatan Bandar, Desa Karanggede, Kecamatan Arjosari, Desa Belah, Desa Donorojo. (Lc)
Baca berita lainnya di Google News Kanalindonesia.com