LAMONGAN, KANALINDONESIA.COM; Kota Babat adalah sebuah kota kecamatan di kabupaten Lamongan yang juga dikenal dengan sebutan kota wingko dibuktikan bertenggernya tugu wingko di persimpangan kota. Kota terbesar kedua di kabupaten Lamongan sebagai pusat perdagangan dan jasa untuk perputaran ekonomi.
Sisi lain dari kota Babat saat ini adanya warung kopi yang memang buka 24 jam dan tak sepi pembeli. Dari pembicaraan berbagai hal di warkop ini ada yang menarik penulis untuk mengungkap lebih tentang adanya bisnis esek-esek atau prostitusi yang ternyata juga marak dikota Babat. Para penjual jasa kenikmatan sesaat ini menggunakan narahubung Michat. Michat sebuah aplikasi perpesanan di playstore Hp android yang bisa diunduh.
Michat banyak digunakan para penyedia jasa dan pengguna jasa karena terdapat fitur “Pengguna di Sekitar”. Dengan mengklik pengguna sekitar akan banyak di temukan foto foto wanita dengan nama, jarak lokasi serta yang tak kalah pentingnya adalah Open BO.
Open BO (Boking Order) menjadi kata kunci dalam pencarian penyedia jasa prostitusi online. yang akan dilanjut dengan chat untuk bertanya berapa tarif dan lokasi untuk kencan.
Penulis mencoba chat dengan beberapa wanita penyedia layanan seks dan diketahui untuk tarif open BO di kota Babat berkisar antara Rp. 300 ribu untuk short time hingga Rp. 700 rb untuk yang full service sudah termasuk jasa kamar hotel atau kos kosan.
Bukan hanya layanan untuk kencan saja juga ditemukan beberpa wanita yang juga menyediakan layanan video call sex (vcs) dengan tarif Rp. 50 rb hingga Rp. 150 rb.
Melalui chat di aplikasi Michat penulis lanjut ke aplikasi perpesanan Whatsapp yang sebelumnya sudah diberi nomer WA janji untuk bertemu dengan memberikan shareloc yang tertuju kos kosan daerah Sawo juga ada yang di daerah Roworejo serta Hotel di daerah Plaosan semuanya di kecamatan Babat.
INo DP maksudnya tanpa transfer uang muka (COD) bayar dikamar sering dipakai untuk hindari tipu tipu dengan postingan testimoni pelanggan sebelumnya. Penulis berhasil untuk membuat janji dengan sebutnya saja namanya Neng.
Neng wanita muda cantik kulit bersih ternyata adalah karyawan minimarket yang ada di Babat diluar jam kerjanya di membuka jasa layanan seks secara online.
‘Aa jadi maen jam berapa? Neng tunggu ya di kos” sebuah awal pembuka dari chatting. Untuk mencukupi kebutuhan gaya hidup hedon dengan model pakaian termasuk gadget terkini, biaya perawatan tubuhnya termasuk skincare dan kosmetik yang membuat si Neng ambil jalan pintas dengan menjajakan tubuhnya.
“Ga jadi main Aa, gak nyesel nanti lho koq cuman ngobrol” terucap saat penulis pamit yang sebelumnya sudah mencurigai penulis adalah jurnalis atau wartawan.
Dan tersadar bahwa ini kota Babat, bukan Surabaya atau Malang.