BLITAR KANALINDONESIA.COM – Komisi D DPRD Jatim akhirnya sepakat membantu memberikan solusi atas aduan masyarakat Kabupaten Blitar yang mengeluhkan bau tak sedap limbah cair tahu yang terjadi di Kabupaten Blitar akibat produksi tahu di Kota Blitar.
Mengundang sejumlah pihak terkait, seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi, Kabupaten dan kota Blitar, pengusaha tahu, dan kepala desa yang mewakili masyarakat terdampak serta dihadiri juga oleh Wakil Walikota Blitar Tjutjuk Soenario, akhirnya disepakati untuk membuat penampungan limbah komunal dari Pabrik tahu di kota Blitar dengan bantuan dari APBD Provinsi Jatim 2024.
Anggota Komisi D dapil Blitar Heri Ramadhan usai pertemuan di ruang Samapta Loka Kantor Walikota Blitar mengatakan, dibutuhkan dana 9,1 miliar untuk membuat IPAL Komunal ini. Dirinya mengusulkan agar ada dana sharing dengan Pemprov Jatim dan Kota Blitar untuk merealisasikannya. Ini sangat mendesak untuk dibantu mengingat masyarakat sudah cukup lama bersabar menghadapi pencemaran udara dan air limbah tahu ini.
“Sebenarnya ini kewenangan Pemkot Blitar penangan limbah industri tahu di kelurahan Pakunden dan desa Blitar. Dari dulu sudah bermasalah dan sampai sekarang belum penanganan konfrehensip. Makanya Pemprov Jatim, karena ini ada di wilayah pemerintahan yang berbeda yaitu kabupaten Blitar yang terdampak dan kota Blitar sebagai tempat indusrti tahunya. Maka kami dari Provinsi yang nyari solusi. Jika Pemkot Blitar tidak memiliki anggaran untuk membuat IPAL Komunal, komisi D akan usulkan kepda pemerintah provinsi pada APBD 2024 untuk memberi dana bantuan pembuatan IPAL Komunal ini,” ungkap Politisi PAN ini.
Ketua Fraksi PAN DPRD Jatim ini menjelaskan bahwa sejak 2016 dilakukan kajian penanganan limbah cair tahu karena pabrik-pabrik tahu ini membuangnya ke sungai Sumber Wayuh, Sumber Jaran dan bergabung di sungai Tempur. “Ada kajian yang membutuhkan dana 9,1 miliar namun tidak bisa realisasi karena gak ada uang. Maka kami hari ini mendorong agar ini bisa diwujudkan. Kasihan mas masyarakat harus menerima dampak buruk akibat sungai-sungai itu tercemar tidak bisa untuk kebutuhan air pertanian, bahkan juga masuk ke sumur-sumur warga. Maka kita bantu untuk ajukan di APBD 2024,” kata politisi yang kembali maju pada pilleg 2024 ini.

Sementara itu anggota komisi D dari FPDIP Guntur Wahono mengusulkan adanya rekayasa tehnologi yaitu mengubah limbah cair tahu menjadi pupuk atau produk lainnya, “Saya usul agar ada tehnologi yang mampu membuat limbah cair ini misalnya menjadi pupuk atau produk lain yang berguna sehingga nantinya tidak lagi hanya dampak negatif yang muncul tapi justru menjadi peluang yang produktif. Karena realita dilapangan ini limbah kalau masuk ke lahan pertanian, langsung merusak dan membuat tanaman mati, ” Kata politisi yang juga asli Blitar ini.
Senada Bambang Irianto anggota komisi D dari Partai Hanura berharap pemkot konsisten untuk mewujudkan IPAL Komunal ini, “Karena dari dulu sejak bapak saya masih kecil bau ini sudah ada. Maka kalau komisi D sudah mendukung ya Pemkot harus konsisten, ini segera di wujudkan, ” ungkapnya.
Wakil Walikota Tjutjuk Soenario pada sesi akhir hearing mengaku senang dan berharap agar dana yang dibutuhkan untuk pembangunan IPAL ini bisa dimasukkan dalam APBD 2024, “Saya juga pernah jadi anggota DPRD Provinsi Jatim, dan dulu saya usulkan anggaran untuk jalan rusak 5 miliiar di Blitar ini alhamdulillah bisa. Saya yakin dengan bantuan dan dorongan komisi D terutama wakil rakyat yang berasal dari dapil Blitar Pak Heri, Pak Guntur dan Pak Bambang Insyaallah bisa. Sebab kalau mengandalkan APBD Kota Blitar sulit ini bisa diwujudkan karena keterbatasan anggaran. Saya berterima kasih Komisi D sudah membantu mencarikan solusi, ” ungkap Tjutjuk.
Wakil Ketua Komisi D Ashari mengaku kesepakatan ini sebagai solusi yang luar biasa, karena sama -sama mendapat jalan keluar, “Kita sudah sepakat, karena tahu ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi, mana dari kesepakatan ini tidak perlu menutup pabrik tahu sehingga tetap bisa beroperasi, dilain sisi masyarakat bisa lepas dari masalah polusi karena akan dibangun IPAL untuk limbah cair tahu ini, ” pungkasnya. Nang